Buah jatuh takkan jauh dari pohonnya. Begitulah pepatah yang cocok untuk menggambarkan sosok Illiyya Fairuz. Bakat sang Ayah sebagai qori’ internasional ternyata juga menurun ke dirinya. Mahasiswi ICP English PAI semester 6 tersebut membuat bangga almamaternya dengan menjuarai lomba tilawatil quran tingkat ASEAN. Bagaimana tips-tipsnya?

Latihan, latihan, latihan. Begitulah sekiranya kata selalu cocok untuk menggambarkan semangat  Illiyya Fairuz mendalami tilawatil quran. Setiap hari dia tak pernah putus untuk latihan tilawah setiap pagi dan sore hari. Walhasil, saat ini dia dapat memetik buah dari jerih payahnya dengan menjadi juara event Ihtifal Institusi Perguruan Tinggi (IPT) ASEAN 2018. Acara ini berlangsung di Universiti Sains Islam Malaysia, 31 Maret sampai 2 April lalu.

Berapa negara yang mengikuti event bergengsi itu? Anak dari pasangan M. Nurul Huda dan Siti Fatimah itu mengatakan, ada lima negara di antaranya Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Brunei Darussalam. “Total peserta yang mengikuti lomba ini ada 27 orang perwakilan masing-masing negara,” jelas alumnus MAN 3 Malang ini (sekarang MAN 2 Malang) kepada jurnalis FITK.

Maju lomba tilawah di urutan kedua belas dengan mendapatkan jatah maqro’ surat an-Nisa ayat 100 membuatnya sempat agak grogi. Sebab sebelum mengikuti lomba, dia ternyata dalam keadaan kurang fit. Meskipun sakit, dia tetap bertekad mengikuti lomba. “Menjadi qori’ah itu tidak boleh mengandalkan emosi. Apalagi ada perasaan untuk menang namun harus pasrah jika membaca Alquan itu semata hanya karena Allah,” ujar wanita berjilbab ini. “Saya tidak menyangka, ternyata saat penutupan nama saya disebut sebagai pemenang lomba tilawah kategori putri,” ungkap Illiyya Fairuz menambahkan.

Illiyya Fairuz mengisahkan, 26 Maret lalu dia terpilih untuk mewakili kampusnya dalam lomba tilawah. Saat itu juga dia segera pulang untuk berlatih dengan ayahnya. Kegiatan latihan sebagai pemantapan agar dirinya benar-benar siap untuk mengikuti lomba. “Kegiatan pemantapan lebih ke teknik bagaimana mengambil intonasi yang pas saat tilawah,” jelasnya.

Ternyata kecintaan Illiyya Fairuz dalam mendalami alquran tidak lepas dari peran ayahnya. Sejak kecil dirinya sudah diajarkan untuk mendengarkan murotal Alquran yang disetel oleh ayahnya setiap pagi dan sore hari. “Abah sering menyetel murotal quran setiap pagi dan sore hari,” kata wanita yang bercita-cita menjadi desainer ini. Sadar akan potensi anaknya, ayahnya terus mendidik dan membimbing Illyya untuk mendalami tilawah.

Informasi, selain prestasi juara 1 event Ihtifal IPT ASEAN 2018 di Universiti Sains Islam Malaysia, dia juga pernah menyabet prestasi lain di antaranya juara 3 MTQ remaja putri tingkat Jatim 2017, juara 2 MTQ mahasiswa 2016.