FITK NEWS – Perhatian pihak Prodi Tadris Matematika dalam menulis karya ilmiah yang baik dan benar patut diacungi jempol. Perhatian tersebut diwujudkan dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penulisan Skripsi bagi mahasiswa, hari ini  (17/09) di Gedung Megawati Lt.1 dan Zoom Meeting.

Kaprodi Tadris Matematika Dr. H. Wahyu Henky Irawan, M.Pd ini mengatakan output bimtek yaitu bertambahnya wawasan penulisan karya ilmiah dan penguasaan metodologi bagi mahasiswa. “Bimtek ini sebagai syarat mengajukan untuk proposal skripsi. Sehingga mahasiswa wajib mengikuti kegiatan sampai selesai”, terang Hengky.

Lewat bimtek ini, sambung Hengky, target untuk meningkatan kualitas dan kuantitas karya ilmiah mahasiswa dan dosen dapat tercapai. “Mahasiswa kami sudah ada yang mendapat juara karya ilmiah level nasional yaitu Faisal Candra di IAIN Kediri dan Violina Maghfiroh di UIN Mataram Mataram”, ujarnya. Ia juga menegaskan jika lewat prestasi-prestasi yang ditorehkan oleh dosen maupun mahasiswa selama beberapa tahun terakhir, pihaknya siap untuk mencapai target akreditasi menuju unggul ISK pada 2023 dan unggul di 2025.

Sementara Dekan FITK Dr. H. Nur Ali, M.Pd dalam sambutannya membeberkan jika Tadris Matematika adalah salah satu prodi terbaik saat kampus ini masih  IAIN Sunan Ampel, bahkan menjadi rujukan nasional karena banyak alumninya yang sukses menempati berbagai bidang. Hal itu karena  kurikulum  yang disusun tak hanya sekadar belajar ilmu matematika tetapi juga keagamaan.

Nur Ali menambahan ada empat poin dasar pengetahuan yang perlu dipelajari seorang mahasiswa di antaranya  bahasa, matematika, sejarah dan penelitian. “Saya senang sekali bimtek metpen jadi syarat proposal karena penelitian dalah dasar seseorang dalam berkreativitas”, ujar Nur Ali.

Selanjutnya Dr. H. Rustanto  Rahardi, M.Si (pemateri) menyampaikan beberapa hal penting dalam bimtek seperti  empat komponen penting dalam penulisan seperti  Introduction, Methods; Results dan Discussion. “Dalam introduction yang penting yang tidak boleh ketinggalan adalah di bagian “kajian teori”. Bagian ini menunjukkan kedalaman pengkajian suatu masalah”, terang Rustanto.

Selain itu Rustanto juga menegaskan jika penelitian pendidikan hendaknya membahas tentang HOTS, bukan hanya LOTS dan hasilnya sebaiknya ditampilkan dalam bentuk diagram, kemudian dibahas/diulas penjelasannya.