Ingin Bisa Berbicara Bahasa Arab, Tapi Bingung dalam Menyusun Kata-Kata?
Pertanyaan di atas kerap kali menjadi perkara yang menakutkan bagi kalangan peserta didik baru Pondok Pesantren maupun lembaga pendidikan yang menerapkan sistem lingkungan berbahasa asing. Sudah banyak lembaga pendidikan maupun lembaga
Ingin Bisa Berbicara Bahasa Arab, Tapi Bingung dalam Menyusun Kata-Kata?
Oleh: Filza Aina Hanini (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)
Pertanyaan di atas kerap kali menjadi perkara yang menakutkan bagi kalangan peserta didik baru Pondok Pesantren maupun lembaga pendidikan yang menerapkan sistem lingkungan berbahasa asing. Sudah banyak lembaga pendidikan maupun lembaga lainnya mewajibkan program penggunaan bahasa Arab dalam komunikasi sehari-hari. Tentunya penerapan program tersebut sudah menjadi pertimbangan besar bagi lembaga sendiri baik dari sudut manfaat, tujuan hingga bentuk program pengajaran khusus dalam berbicara bahasa Arab. Jadi tidak hanyak asal menerapkan, namun lembaga sendiri harus memberikan pengajaran khusus untuk belajar berbicara bahasa Arab sebelum memberikan peraturan kewajiban berbahasa Arab dalam kegiatan sehari-hari.
Seperti yang kita ketahui, belajar bahasa berarti harus belajar komplek dari bagian-bagian ilmu bahasa Arab yang sebenarnya tidak bisa dipisahkan. Mulai dari mufrodat (kosakata bahasa Arab), qowaid (kaidah bahasa Arab berupa nahwu dan shorof) dan yang ketiga adalah ashwat (suara) yang harus dipelajari dengan baik. Ada pula keterampilan berbahasa yang dapat diasah pada saat pembelajaran bahasa Arab, yakni 4 keterampilan yang berupa keterampilan mendengar, keterampilan membaca, keterampilan berbicara dan keterampilan menulis. Semua bagian tersebut adalah bagian dari pembelajaran bahasa Arab yang harus dipelajari dan sebenarnya tidak dapat dipisahkan.
Tanpa kosakata maka kita juga tidak akan bisa berbicara bahasa Arab, bahkan kosakata adalah poin penting untuk belajar bahasa. Kemudian untuk berbicara agar dapat dipahami orang lain tentu harus dalam susunan yang tepat. Hal ini dapat kita pelajari dalam qowaid (kaidah bahasa Arab berupa nahwu dan shorof). Ilmu ashwat tidak dapat kita tinggalkan, apabila kita mengucapkan suara yang salah darihuruf sebenarnyadalam suatu kosakata, maka dapat mengubah arti dari kosakata tersebut. Tiga hal ini dapat kita asah dengan keempat keterampilan bahasa.
Dalam pengajaran kita dapat mengajarkannya secara terpisah pada siswa, agar mereka dapat memahami secara detail dari masing- masing bagian tersebut. Namun jika tujuan pengajaran berbahasa adalah khusus untuk berbicara, maka pihak pengajar harus banyak memberikan porsi belajar bahasa Arab berupa keterampilan berbicara. Selain itu perlu diberikan program khusus bagi pelajar pemula secara intensif. Namun apa saja materi yang penting bagi pemula untuk belajar berbicara bahasa Arab? Langkah-langkah di bawah ini dapat diterapkan dalam pembelajaran program khusus bagi pelajar pemula:
- Ajarkan siswa untuk menghafal mufrodat (kosakata) keseharian, terutama kata kerja yang dipakai sehari-hari dan kata benda yang ada di sekelilingnya.
- Hafalan kosakata dengan metode lagu, materinya dapat dikemas secara tematik. Misalnya kosakata yang ada di kelas mulai dari kata benda maupun kata kerja yang dilakukan di kelas, kemudian kosa kata yang ada di kamar mandi dan lain-lain.
- Ajarkan siswa untuk selalu mereview hafalan mufrodat dengan berbagai metode, strategi, media apapun yang dapat mengevaluasi kemampuan hafalanannya. Misalnya mereview hafalan dengan media permainan, ataupun strategi pembelajaran secara kelompok baik untuk evaluasi hafalan secara lisan maupun tulisan mengenai kosakata yang dihafalkan.
- Ajarkan siswa untuk membuat contoh kalimat dan penggunaan kata ganti dalam menyusun kalimat dari kata benda, kata kerja, kata ganti maupun kata keterangan lainnya. Kata ganti bahasa Arab ada 14 kata ganti yang masing-masing penggunaannya berbeda-beda ketika digunakan dalam susunan kata kerja. Contohnya :menyusun kalimat dari kata kerja belajar “Saya belajar, kamu belajar, dia belajar, mereka belajar”.
- Ajarkan siswa untuk mempraktekkan hafalan kosakata dan kemampuan menyusun kalimat ke dalam keterampilan berbicara. Mulailah dengan materi keterampilan berbicara yang sederhana.
- Terus berikan motivasi untuk beraniberbicara maupun salah.
Mengapa poin menyusun kalimat bahasa Arab masuk dalam tips belajar berbicara bahasa Arab? Bukankah menyusun kalimat bahasa Arabmasuk ke dalam keterampilan menulis bahasa Arab?
Menurut pengalaman peneliti dalam praktek kerja lapangan dalam sebuah lembaga pendidikan yang menerapkan program berbahasa Arab dalam kegiatan sehari-hari., banyak fenomena siswa yang susah mempraktekkan kemampuan berbicara bahasa Arab, dengan alasan mereka belum mengetahui bagaimana cara menyusun kalimat bahasa Arab, padahal mereka mempunyai pembendaharaan kosakata.
Maka, peneliti berinisiatif untuk mengajarkan sedikit kaidah nahwu dan shorof yang sederhana yang memang dibutuhkan untuk berkomunikasi sehari-hari dengan diiringi hafalan kosakata bahasa Arab. Akhirnya, siswa sedikit demi sedikit berani untuk mempraktekkan kemampuan berbicara bahasa Arab mereka. Walaupun belum dalam porsi yang sempurna namun mereka tetap belajar dan belajar. Semoga beberapa tips yang penulis sunguhkan bermanfaat bagi para pengajar bahasa Arab lainnya.
Tulisan ini telah dimuat di:https://www.kompasiana.com/filzaainahanini4869/5d7ba17a097f36 75314e72f2/ingin-mahir-berbicara-bahasa-arab-tapi-bingung- dalam-menyusun-kata-kata
Recent Posts
- Desiminasi Magang PBA: Potret Kreativitas Mahasiswa PBA 2021
- Luar Biasa, Tingkat Kelulusan PPG Daljab Batch 1 Tahun 2024 LPTK UIN Malang Capai 98,3 Persen
- Mahasiswa FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Adu Kreativitas di Lomba Esai, Kritisi Dunia Pendidikan yang Makin Canggih!
- FITK Gelar Review RPP Kurikulum Prodi dengan Pendekatan OBS Adaptasi dari Permendikbud No. 53 Tahun 2023
- Membangun Sikap Kenegarawanan Pengurus OMIK FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang