Belajar Nahwu Shorof Dan Menghafal Mufrodat, Manakah Yang Harus Didahulukan?
Akhir-akhir ini memang cukup sering ditemukan pertanyaaan mengenai “mulai dari manakah kita belajar bahasa Arab?” apakah harus dimulai dengan menghafal kosa katanya yang begitu banyak? Atau harus dimulai dengan belajar Nahwu dan Shorof yang begitu rumit? Seperti itulah kurang lebih pertanyaan yang sering dilontarkan oleh
Belajar Nahwu Shorof Dan Menghafal Mufrodat, Manakah Yang Harus Didahulukan?
Oleh Hasanul Mutawakkilin (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)
Akhir-akhir ini memang cukup sering ditemukan pertanyaaan mengenai “mulai dari manakah kita belajar bahasa Arab?” apakah harus dimulai dengan menghafal kosa katanya yang begitu banyak? Atau harus dimulai dengan belajar Nahwu dan Shorof yang begitu rumit? Seperti itulah kurang lebih pertanyaan yang sering dilontarkan oleh para peserta didik kepada para pendidik mereka.
Sejatinya, belajar bahasa Arab bisa dimulai dengan apa yang dirasa cukup mudah oleh diri kita karena setiap orang mempunyai rasa kesulitan yang berbeda dalam beberapa hal. Apabila seseorang dipaksa dalam memulai suatu pekerjaan tanpa didasari oleh rasa keinginan yang kuat maka dapat dipastikan ia akan merasa kesulitan untuk menguasai dan menjadi mahir dalam pekerjaan tersebut.
Dalam pembelajaran bahasa Arab hal di atas juga bisa terjadi, jika seseorang dipaksa untuk menghafal mufrodat yang cukup banyak sedangkan ia tidak mempunyai keinginan yang tinggi sehingga membuatnya merasa kesulitan dalam menghafal bisa jadi malah ia menjadi bosan dan malas untuk mempelajari bahasa Arab. Begitu pun sebaliknya pada seseorang yang mempelajari nahwu dan shorof dengan sebuah paksaan.
Sejatinya harus kita sadari, masing-masing dari keduanya tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Misalnya, dalam menghafal mufrodat memang akan memperkaya kosa kata bahasa Arab, namun dengan menumpuk dan memperkaya kosa kata saja tentunya akan membuat kita jenuh dan bosan selain itu kita juga tidak bisa mengungkapkan dan mengekspresikan tujuan seseorang dalam menyampaikan sesuatu. Sehingga belajar nahwu dan shorof sangat dibutuhkan untuk mampu merangkai sebuah kalimat agar mampu mencapai tujuan dalam penyampaian sesuatu.
Sedangkan dalam mempelajari nahwu–shorof memang akan membuat kita mengerti akan susunan gramatikal kalimat bahasa Arab dan cara mengaplikasikannya sehingga butuh waktu yang tidak sedikit serta cukup membuat kita mengasah otak. Namun apalah daya jika paham akan ilmu nahwu dan shorof namun tidak mempunyai kosa kata yang banyak tentunya kita tidak akan mampu merangkai kalimat dan tidak mampu mencapai tujuan dalam penyampaian sesuatu.
Hal yang sebenarnya harus kita garis bawahi adalah tidak penting kita harus memulai belajar bahasa Arab dari mana, tetapi yang terpenting adalah kita harus mempunyai keinginan dan niat yang cukup tinggi untuk mempelajari bahasa Arab karena berawal dari niat kita akan mampu melangkah lebih jauh lagi ke depannya.
Tulisan ini telah dimuat di:
https://www.kompasiana.com/hasanulmutawakkilin1509/5d84f91d0d8 23045ef441542/belajar-nahwu-shorof-dan-menghafal-mufrodat- manakah-yang-didahulukan
Recent Posts
- Mahasiswa FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Adu Kreativitas di Lomba Esai, Kritisi Dunia Pendidikan yang Makin Canggih!
- FITK Gelar Review RPP Kurikulum Prodi dengan Pendekatan OBS Adaptasi dari Permendikbud No. 53 Tahun 2023
- Membangun Sikap Kenegarawanan Pengurus OMIK FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
- PPAW FITK UIN Malang Koordinasi untuk Optimalkan Pengelolaan Keuangan Jurnal
- UP UKMPPG Bacth 1 Tahun 2024 di LPTK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Berjalan Lancar dan Optimal, Penyelia: LPTK Lain Bisa Meniru