Apa yang Salah Dari Pengajaran Bahasa Arab di Indonesia?
Bahasa Arab di Indonesia, kedudukannya sebagai bahasa Asing. Layaknya bahasa asing lainnya, bahasa Arab perlu dipelajari dan penting untuk diajarkan. Hal ini tentu kita sadari bersama karena kita tahu bahwa dari sekian banyak lembaga pendidikan menjadikan bahasa Arab sebagai mata
Apa yang Salah Dari Pengajaran Bahasa Arab di Indonesia?
Oleh Masyrufah (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)
Bahasa Arab di Indonesia, kedudukannya sebagai bahasa Asing. Layaknya bahasa asing lainnya, bahasa Arab perlu dipelajari dan penting untuk diajarkan. Hal ini tentu kita sadari bersama karena kita tahu bahwa dari sekian banyak lembaga pendidikan menjadikan bahasa Arab sebagai mata pelajaran wajib, belum lagi maraknya lembaga kursus bahasa Arab. Hal ini bisa di lihat dari data sebagai berikut.
Data di atas mengungkapkan bahwa ada Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), Raudhatul Athfal (RA), Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Lembaga Percetakan Quran (LPQ), Pondok Pesantren. Dari sekian lembaga tersebut terjumlah dalam angka 315.291 yang mempelajari huruf ejaan dari bahasa Arab yaitu huruf hijaiyah. Selain dari hal itu masyarakat Indonesia juga mayoritas muslim yang mana segala peribadatan menggunakan bahasa Arab.Namun mengapa, bahasa Arab masih dipandang pelajaran yang sulit, bahkan juga banyak para siswa yang sekolah dari MI-MA yang selama belajar 9 tahun ditemani bahasa Arab, masih belum senang dengan pelajaran bahasa Arab.
Hal yang demikian terjadi bisa disebabkan karena dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal lebih pada diri setiap individu, misal karena memang ia tidak suka bahasa Arab, faktor psikisnya yang tidak mampu. Selanjutnya faktor eksternal, yaitu faktor yang disebabkan dari luar diri siswa, misal lingkungan yang tidak mendukung dalam belajar bahasa Arab dan guru yang tidak menyenangkan. Dari dua faktor di atas yang perlu disadari dan dicarikan solusi terlebih dahulu adalah dari faktor eksternal, mengapa? Karena bahasa Arab adalah bahasa asing bagi kita bangsa Indonesia sehingga perlu yang namanya pengajaran. Pengajaran masuk pada faktor eksternal yang pengaruhnya sangat besar pada faktor internal seorang anak (minat siswa). Maka dari itu sangatlah penting para pendidik bahasa Arab memperhatikan bagaimana ia bisa mengajarkan bahasa Arab.
Berbicara tentang pengajaran atau mengajarkan bahasa Arab, sangat erat kaitannya dengan bagaimana siswa itu bisa menerima bahasa Arab, bagaimana siswa bisa memperoleh bahasa Arab dengan baik. Maka dari itu pengajaran bahasa Arab seharusnya menyesuaikan dengan teori pemerolehan bahasa.
Siklus pemerolehan bahasa Arab sama dengan bahasa-bahasa lainnya, yaitu kita ibaratkan pada bagaimana siklus seorang bayi menerima bahasa dan bisa memperoleh serta menerapkannya. Siklus yang diumpamakan pada pemorolehan bahasa bagi tersebut di antaranya: Pertama; pengajaran tentang bunyi bahasa, dimulai dari satuan bunyi terkecil, misalkan A, BA,i. Begitu juga bahasa Arab sebelum seorang siswa diajari tentang kosa kata, maka seharusnya ia paham dan bisa mengucapkan setiap bunyi kata dari huruf tersebut, hal ini bisa dilakukan dengan cara mendengar, seperti bayi yang tidak pernah mendapatkan teori dalam berbicara, bayi hanya mendengar apa yang diucapkan orang tua lalu menirukannya. Kedua; mengajarkan mufradat atau kosa kata setelah seorang anak bisa mengkategorikan satuan bunyi terkecil dari bahasa, maka barulah dipraktekan pada kata, misal kata; Uma (U dan Ma) Abi (A- bi), setelah hal ini dilewati maka yang ketiga; mengajari bagaimana seorang anak bisa membaca apa yang dimaksud dari bahasa tersebut. Keempat; mengajarkan bagaimana seoarang anak menuliskan apa yang ia katakan dan apa yang ia dengar, tingkat ini memang sangat sulit, guru bisa mengajar dengan kata per kata, kalimat per kalimat.
Kesalahan dalam pengajaran bahasa Arab di sebagian Indonesia, adalah dari segi urutan, banyak dari siswa yang kadang belumbisa mendengar dengan baik apaitu bahasa Arab, belum bisa mengucapkan satuan bunyi terkecil bahasa Arab, namun sudah disuapi terlebih dahulu dengan mufradat-mufradat yang diwajibkan untuk dihafal. Hal ini yang membuat siswa kadang merasa bahwa bahasa Arab pelajaran yang sulit dan mengandalkan hafalan mufradat.
Tulisan ini telah dimuat di:
https://www.kompasiana.com/rufah/5d9a0cb3097f364c217b73e2/a pa-yang-salah-dari-pengajaran-bahasa-arab-di-indonesia
Recent Posts
- Mahasiswa FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Adu Kreativitas di Lomba Esai, Kritisi Dunia Pendidikan yang Makin Canggih!
- FITK Gelar Review RPP Kurikulum Prodi dengan Pendekatan OBS Adaptasi dari Permendikbud No. 53 Tahun 2023
- Membangun Sikap Kenegarawanan Pengurus OMIK FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
- PPAW FITK UIN Malang Koordinasi untuk Optimalkan Pengelolaan Keuangan Jurnal
- UP UKMPPG Bacth 1 Tahun 2024 di LPTK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Berjalan Lancar dan Optimal, Penyelia: LPTK Lain Bisa Meniru