Ketika kita melihat sesuatu yang derajatnya jauh di atas kita, banyak diantara kita yang merasa kesal dengan diri kita sendiri. “Mengapa bukan kita?”
“Kenapa harus mereka?”
Bakat Saja Tidak Punya, Minat Pas-Pasan
Oleh M. Fachruddin Fadhli Dzikri (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)
Ketika kita melihat sesuatu yang derajatnya jauh di atas kita, banyak diantara kita yang merasa kesal dengan diri kita sendiri. “Mengapa bukan kita?”
“Kenapa harus mereka?”
Ketika kita berbicara mengenai bakat seseorang, perasaan kita yang keluar sebagian kecil adalah rasa kagum, dan sisanya adalah iri. Memang bakat bukanlah sesuatu yang dapat mudah kita raih, bahkan bisa dikatakan mustahil. Seseorang yang memiliki tangan terpanjang pun tidak akan bisa meraihnya dengan cara apa pun.
Pertanyaannya adalah, apakah kemampuan dalam berbahasa khususnya Bahasa arab masuk dalam bagian dari macam-macam bakat yang dimiliki seseorang sejak mereka lahir?
Kita tidak tahu jawabannya karena kita bukanlah orang yang mendalami hal tersebut. Akan tetapi yang menjadi poin pentingdisini adalah ketika kita melihat sosok seseorang yang kemampuannya jauh di atas kita, bahkan melihat menggunakan teropong yang sangat besar pun kita tidak dapat melihatnya. Apakah kita hanya berdiam diri melihat mereka bermekaran di sana-sini?
Tentu jawabannya pasti tidak.
Sangat sedikit sekali orang di dunia ini yang tidak ingin akan ketenaran dirinya. Meskipun itukecil, tetap ada di dalam diri kita.
Bakat dan minat sangatlah berbeda dari segi apa pun, bahkan hasil puncak dari keduanya sangatlah berbeda. ketika ada seseorang yang berbakat melawan dengan seseorang yang memiliki minat dalam bidang yang sama dan dengan kerja keras yang sama pasti hasil dari keduanya sangatlah berbeda.
Akan tetapi sesuatu yang paling terpenting dari keduanya adalah ketika kita memiliki bakat, maka dengan bakat tersebut kita dapat berlari sejauh-jauhnya. Sedangkan dengan minat kita dapat memilih berbagai jalan yang ingin kita lalui walaupun tidak sejauh yang kita harapkan. Tapi dalam hal ini kebebasanlah yang terpenting. Kita berhak memilih apa yang menurut kita itu penting.
Jadi, jangan terlalu pesimis akan kemampuan kita yang terlalu standar. Banyak dari mereka yang bakatnya terlalu besar sampai- sampai bosan. Kenikmatan dari usaha keraslah yang saat ini harus kita cari bukan dari hasil.
Tulisan ini telah dimuat di: https://www.kompasiana.com/fachruddinfadhlidzikri7583/5d84377d 0d8230061a207ee2/bakat-saja-tidak-punya-minat-pas-pasan