Dalam pembelajaran bahasa Arab, terdapat empat keterampilan (maharah) yaitu maharah istima’, maharah kalam, maharah qira’ah, dan maharah kitabah. Kali ini saya akan membahas tentang pembelajaran bahasa Arab khususnya dalam maharah qira’ah.

Belajar Maharah Qira’ah Jadi Lebih Asyik Dengan Strategi Jigsaw

Oleh Dina Maslahah (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)

 

Dalam pembelajaran bahasa Arab, terdapat empat keterampilan (maharah) yaitu maharah istima’, maharah kalam, maharah qira’ah, dan maharah kitabah. Kali ini saya akan membahas tentang pembelajaran bahasa Arab khususnya dalam maharah qira’ah.

Sebagai guru bahasa Arab, kita harus memiliki inisiatif dalam menerapkan pembelajaran bahasa Arab yang bisa memicu semangat siswa dalam belajar bahasa Arab agar hasil belajar siswa jauh lebih baik dari sebelumnya. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk membuat siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran bahasa Arab, salah satunya adalah model Qiraah Jigsaw.

Model Jigsaw dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Seperti yang diungkapkan oleh Lie bahwa “pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri”. Model ini dapat dipraktekkan dalam berbagai kegiatan pembalajaran seperti kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Jadi, model Qira’ah Jigsaw merupakan penggabungan antara metode qira’ah dengan strategi Jigsaw

Pembelajaran metode Qira’ah dengan strategi Jigsaw adalah suatu pembelajaran yang didasarkan pada bentuk kelompok belajar untuk mengembangkan keahlian atau keterampilan memahami suatu bacaan setiap anggota kelompok dengan cara membaca yang disertai dengan diskusi dua tahap (diskusi kelompok ahli dan diskusi kelompok asal).

Pembelajaran metode Qira’ah dengan strategi Jigsaw ini terdapat beberapa langkah, yaitu guru membagi siswa menjadi enam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari lima siswa (kelompok asal), guru membagikan teks qira’ah yang terdiri dari lima paragraf kepada masing-masing siswa dalam setiap kelompok, di dalam kelompok asal tersebut mereka akan dibentuk lagi menjadi kelompok ahli dengan cara berhitung satu sampai lima menyesuaikan jumlah paragraf yang ada dalam teks qira’ah tersebut, siswa berdiskusi dengan masing-masing keahliannya yaitu masing-masing paragraf yang telah mereka dapatkan, siswa kembali ke kelompoknya untuk mempresentasikan atau memberikan hasil diskusi kepada kelompok asal, guru menguji hasil masing-masing individu, guru memantabkan pemahaman qira’ah siswa, dan diakhiri dengan penutup.

Dalam penerapannya, pembelajaran metode Qiraah dengan strategi Jigsaw memiliki kelebihan dan kekurangan. Diantara kelebihannya yaitu siswa lebih kooperatif dalam mengikuti pembelajaran yang menarik, dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa, mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.

Sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan lebih banyak waktu, adanya siswa yang belum bisa membaca Al Qur’an sehingga mereka juga tidak bisa membaca teks Arab, menuntut  siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.

Tulisan ini telah dimuat di:https://www.kompasiana.com/dinamaslahah7871/5d7b6d610d823062 5a350d83/strategi-jigsaw-dalam-pembelajaran-maharah-qiraah