FITK NEWS – Selebrasi Dies Natalies ke 8 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) FITK UIN Maliki Malang berlangsung spektakuler. Acara tersebut menjadi momentum paling berharga untuk menonjolkan reputasinya dalam melestarikan wastra nusantara. Diawali dengan sajian musik rancak dan tarian tradisional yang berpacak gulu, perayaan semakin terkesan unik saat tiga master of ceremony fasih berbahasa Jawa, Arab dan Inggris menyapa tamu undangan yang terdiri dari rektor UIN Maliki Malang, dosen FITK UIN Maliki Malang, mahasiswa S1/S2 PGMI UIN Maliki Malang serta mahasiswa undangan dari jurusan lainnya.
Puncaknya, ratusan bola mata tersihir ketika para model berjalan diatas catwalk ditemani musik live dari sanggar Bina Madrasah. Bermodal ketampanan, 6 mahasiswa gagah meliuk berpasangan bersama 6 mahasiswi berwajah rupawan. Tak ragu, mereka melenggang elegan mengenakan seragam batik merah lengkap bersama atribut badge. Ada juga pasangan yang memakai kaos casual berwarna hitam menarik langkah tenang. Dr Hj Sulalah M Ag (Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan) kemudian memukul gong mungil sebagai tanda simbolis peresmian busana tersebut. Aksi ini menandakan jika seragam batik dan sanggar seni Bina Madrasah PGMI telah resmi dilaunching.
Selanjutnya, dua belas model kembali melenggok. Bagaikan sang superstar, performa mereka menyedot ratusan tepuk tangan yang tak hentinya membahana di Aula Rektor lantai 5 pada Senin (6/10) lalu. Para tamu undangan sangat terpukau. Sebab, PGMI begitu peka terhadap seni batik kekinian. Perpaduan antara warna batik, corak, bahan katun serta model busana yang simpel menjadi sebuah kolaborasi sempurna. Desain seragam batik putri harus berlengan panjang, sedangkan batik putra boleh berlengan pendek. Badge wajib dijahit di lengan baju sebelah kiri. Dikenakan setiap kamis, batik bisa dikombinasikan dengan accessories lainnya seperti peci, blangkon, jas almamater ataupun brooch hijab sesuai selera agar tampil lebih modis.
“Zaman dulu, batik umumnya dikenakan oleh bangsawan. Sekarang, batik sudah menjadi mode, menyiratkan solidaritas serta menyuarakan identitas calon pendidik di tingkat Madrasah,” terang Dr Muhammad Walid MA, ketua jurusan PGMI FITK UIN Maliki Malang saat menyampaikan sambutan. Harapannya, mahasiswa PGMI bisa mendidik dengan cara memanusiakan manusia. Simbolnya yaitu merah sebagai warna batik. Warna ini dipilih karena menunjukkan perasaan. “Cita-cita kami, mahasiswa PGMI menjadi pendidik berbudi luhur penuh perasaan dan sikap mulia dalam mentransformasikan pengetahuan kepada generasi bangsa,” pungkas Walid.