Bimtek Tracer Study CDC: Monitoring Data Antar Operator di Lingkungan FITK dan Fakultas Lain
Membangun one gate system yang kokoh terutama dalam menunjang data akreditasi masing-masing (prodi) program studi menjadi salah satu agenda utama CDC (Career Development Center) UIN Maulana Mali Ibrahim Malang. Untuk itu, perlu dilakukan langkah nyata dalam memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masing-masing operator tracer study pada masing-masing prodi agar mampu memonitoring data alumni yang kredibel, jelas Kepala Pusat CDC UIN Maulana Mali Ibrahim Malang, Dr. Hambali ketika membuka acara bimbingan teknis (Bimtek) operator Tracer Study 2024, pada Rabu 15 Mei 2024 di gedung rektorat lantai 3.
Masing-masing operator tracer study prodi di lingkungan FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang turut hadir dan aktif mengikuti sesi kegiatan bimbingan teknis hingga tuntas. “Sebagai bagian dari peningkatan standar mutu layanan, maka kegiatan ini memang bersifat strategis dan perlu ada monitoring di antara para operator tracer study untuk selalu memonitoring pergerakan data tracer study yang terus berlangsung,” jelas narasumber kegiatan, Bapak Supri.
Kegiatan dilakukan dengan pendekatan praktik langsung sehingga masing-masing peserta dapat menerapkan dan memonitoring langsung pergerakan data tracer study yang telah ter-imput. Kegiatan dimulai tepat pukul 09.30 WIB. Peserta nampak antusias mengikuti kegiatan karena didesain secara interaktif.
Penulis: Angga Teguh Prastyo, M.Pd
![](https://fitk.uin-malang.ac.id/wp-content/uploads/2024/05/photo_2024-05-15_10-31-51-1024x461.jpg)
Recent Posts
- Penelitian Kolaboratif Internasional FITK dan FPI Universiti Kebangsaan Malaysia Semakin Intensif
- Expert Talk ICP Memperkuat Kepakaran dan Keilmuan Dosen FITK
- Alfan Fahrizal Bawa Prodi TBI Bersinar dalam Ajang Internasional di Tokyo
- International Student Travel Grant Unit ICP Persiapkan Mahasiswa FITK Miliki Jaringan Riset dan Afiliasi Internasional
- Prof. Nur Ali: “Perda Pesantren Miliki Fungsi Strategis sebagai Alat Kontrol Evaluasi dan Regulasi, Tak Sekedar Deteksi Dini Radikalisme”