Buku Pedoman Untuk Pembelajar Bahasa Arab (Pemula) Dalam Upaya Menciptakan Lingkungan Berbahasa Arab
Belajar bahasa Arab lebih baiknya dilengkapi dengan alat yang menunjang pembelajaran seperti; buku, kamus dll. Ketika ada alat yang menunjang, insya Allah pembelajaran akan semakin mudah dan cepat. Untuk itu, pembahasan kali ini, penulis akan membahas tentang buku pedoman untuk pembelajar (Pemula) bahasa Arab
Buku Pedoman Untuk Pembelajar Bahasa Arab (Pemula) Dalam Upaya Menciptakan Lingkungan Berbahasa Arab
Oleh Aah Istiqomah (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)
Belajar bahasa Arab lebih baiknya dilengkapi dengan alat yang menunjang pembelajaran seperti; buku, kamus dll. Ketika ada alat yang menunjang, insya Allah pembelajaran akan semakin mudah dan cepat. Untuk itu, pembahasan kali ini, penulis akan membahas tentang buku pedoman untuk pembelajar (Pemula) bahasa Arab berdasarkan pengalaman Praktik Kerja Lapangan (PKL) di LPD Al- Bahjah pusat Cirebon.
Untuk pemula, pembelajaran bahasa Arab harus dilakukan dengan cara pelan-pelan dan menyenangkan. Terlebih, ketika pembelajaran itu ditegaskan untuk langsung bisa berbicara bahasa Arab dan mengikuti program lingkungan berbahasa Arab. Kita bisa mengambil beberapa tema yang penting dalam kehidupan sehari- hari, seperti; di kamar, dapur, masjid, kelas, kantin, kamar mandi, poskestren (pos kesehatan pesantren) dll. Berikut adalah materi yang tepat yang harus ada dalam buku pedoman untuk bahasa Arab sederhana.
1. Mufrodat
Mufrodat merupakan salah unsur bahasa Arab yang penting ketika ingin pandai berbicara. Karena tanpa mufrodat, Pembelajar akan sulit dan bingung untuk menerjemahkan ke dalam bahasa Arab. Dalam satu bab, kita bisa menuliskan 10 sampai 20 mufrodat yang sering dipakai dalam setiap tema, jika dalam buku itu ada 10 tema maka jumlah mufrodat sebanyak 100-200 mufroda
untuk mengajarkannya, kita bisa menggunakan metode “Sami‟yah syafahiyyah” dan “drill”.targetnya dalam 1 hari, mereka harus hafal paling sedikit 10 mufrodat di luar kepala.
- Ibarat (Ungkapan)
Setelah mufrodat, unsur yang tak kalah penting adalah ibarat (ungkapan) sesuai dengan tema/pembahasan. Karena berbicara bahasa Arab tidak akan lepas dari itu. Apalagi selama di pondok pesantren, banyak ungkapan-ungkapan yang selalu di ucapkan, seperti; “Apakah lauk hari ini?”, “Antri dong!”, “(Mandi) setelahmu” dll. Dengan adanya ibarat, Pembelajar akan dengan mudah membiasakan bahasa. Setidaknya, harus ada 10 ibarat dalam setiap temaagarmemudahkanmereka dalam membiasakan berbahasa.
- Muhawaroh
Unsur ketiga dalam mewujudkan kecakapan berbicara bahasa Arab sehari-hari adalah dengan muhawaroh/ percakapan. Percakapan ini ditulis sesuai tema. Ketika temanya di kantin, percakapan pun seputar pembicaraan di kantin dan ketika temanya di kamar, percakapan pun seputar di kamar. Setiap Muhawaroh setidaknya harus ada 20 kalimat yang dituliskan. Setiap pembelajar bisa langsung mempraktikkannya dengan sesama teman.
Tulisan ini telah dimuat di:
https://www.kompasiana.com/aahistiqomah/5d84ff2e0d823043686f b242/buku-pedoman-untuk-pembelajar-bahasa-arab-pemula-dalam- upaya-menciptakan-lingkungan-berbahasa-arab
Recent Posts
- Mahasiswa FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Adu Kreativitas di Lomba Esai, Kritisi Dunia Pendidikan yang Makin Canggih!
- FITK Gelar Review RPP Kurikulum Prodi dengan Pendekatan OBS Adaptasi dari Permendikbud No. 53 Tahun 2023
- Membangun Sikap Kenegarawanan Pengurus OMIK FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
- PPAW FITK UIN Malang Koordinasi untuk Optimalkan Pengelolaan Keuangan Jurnal
- UP UKMPPG Bacth 1 Tahun 2024 di LPTK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Berjalan Lancar dan Optimal, Penyelia: LPTK Lain Bisa Meniru