Kreativitas dan konsistensi dalam mengembangkan nilai-nilai anti korupsi menjadi salah satu poin utama dalam mencegah perilaku gratifikasi yang diidentifikasi sering dilakukan mahasiswa akibat budaya sungkan kepada dosen pembimbingnya. Ini menjadi problem serius yang apabila tidak diselesaikan maka menjadi budaya yang terus-menerus menggejala dan mengorbankan nilai-nilai kejujuran, profesionalitas dan marwah dosen maupun mahasiswa tersebut.
Hal tersebut merupakan salah satu poin utama kegiatan Talk Show Pencegahan Perilaku Gratifikasi Akibat Perilaku Sungkan Pada Mahasiswa UIN Malang. Kegiatan ini merupakan rangkaian lomba dengan tajuk Tim Finalis CIFest 2023 yang diselenggarakan oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) pada Selasa, 29 Agustus 2023 di gedung Micro Teaching FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Kali ini FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mendelegasikan kelompok mahasiswa dengan tim Ulul Albab yang berhasil menempati 10 besar tim finalis.
Sosiolog yang juga Sekretaris Prodi PPG, Muhammad Miftahus’syaian, M.Sos didaulat sebagai narasumber talk show tersebut. “Melalui berbegai pendekatan kreatif seperti edukasi yang berkelanjutan, dalam bentuk diskusi, pembudayaan kejujuran hingga publikasi ilmiah mengenai isu-isu pendidikan anti korupsi merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dalam memerangi korupsi di perguruan tinggi khususnya hal-hal yang dianggap sudah lazim, padahal sebenarnya salah kaprah,” jelas dosen tersebut.
Dosen yang akrab disapa Mas Boy tersebut menambahkan kunci utama dalam mencegah korupsi maupun gratifikasi adalah dengan memperkuat integritas dosen dan mahasiswa. Keduanya harus dibangun mental anti korupsi secara kuat melalui peningkatan marwah dan profesionalitasnya masing-masing. Ini merupakan cara yang paling utama sembari membangun sistem anti korupsi yang komprehensif di lingkungan perguruan tinggi.
Penulis Angga Teguh Prastyo, M.Pd. Dosen Prodi MPI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang