Cinta Satu Bulan

Lembaga yang dimaksud adalah LP2M (Lembaga Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat). Lembaga ini mengatur seluruh mahasiswa semester 5 (lima) dan sudah menempuh study sampai 100 (seratus) SKS (Satuan Kredit Semester). Selain itu, pun menyebarkan mahasiswa

Cinta Satu Bulan

Oleh Des. Tini Solihah (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)

 

Lembaga yang dimaksud adalah LP2M (Lembaga Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat). Lembaga ini mengatur seluruh mahasiswa semester 5 (lima) dan sudah menempuh study sampai 100 (seratus) SKS (Satuan Kredit Semester). Selain itu, pun menyebarkan mahasiswa yang sudah terdaftar menjadi peserta KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa). Teknis menyebarkannya, LP2M mengelompokkan mahasiswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 15 orang. Aku dan teman-teman mendapat bagian mengabdi di desa Kepuharjo Kabupaten Malang.

Aku dan teman-teman sepakat, untuk cara kami mengabdi selain ikut serta membangun dusun setempat bersama kepala Dusun, juga mendapat jadwal mengajar di TPQ (Taman Pendidikan Al- Qur‟an) tepat di depan rumah kontrak kami. Apa yang diajarkan? Cukup sederhana, menceritakan kisah-kisah Nabi lalu memetik pelajaran yang terkandung dari kisah itu. Kami pun mengajarkan doa sehari-hari dan bahasa Arab.

Hari pertama hari kedua berjalan dengan lancar tapi momen bertemu dengan teman-teman kecil TPQ dimulai hari ketiga. Kenapa dimulai hari ketiga? Karena kesepakatan guru-guru di sana dan memberi kami ruang untuk menyiapkan materi apa yang akan kdiajarkan. Aku dan Jihan menjadi orang pertama yang ikut masuk di sana.

Kesan pertama bertemu mereka terkumpul satu kata “wow”! mereka semangat sekali belajar dan mengaji Al-qur‟an. Aku dan Jihan disuruh untuk mendengarkan cara mereka mengaji dan membenarkan jika ada yang keliru. Karena aku yang mengajar dan aku mahasiswa pendidikan bahasa Arab, apaboleh buat kita belajar sambil bermain bahasa Arab.

Hari pertama mengajar, kami berusaha membawakan yang ringan dahulu. Bahasa arab memang cukup berat untuk yang sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan bahasa Arab. Tapi disini kami coba membawakannya dengan bantuan media bernyanyi. Hasilnya pun Alhamdulillah sesuai ekspektasi, walaupun tidak seluruhnya tapi sebagian besar ceria di kesan pertama.

Fathur salah satu santri TPQ usia 9 (sembilan) tahun. Tinggi badan sekitar 115 cm berkulit sawo matang matanya yang bulat dan rambut dipotong pendek rapi. Kini ia belajar duduk di kelas IV SDN 2 Kepuharjo Dusun Karangploso Wetan. Tidak jauh dari rumahnya dan setiap hari berangkat sekolah bersama teman-teman sebayanya.

Siapa sangka Fathur yang memiliki latar belakang seperti itu cinta dengan bahasa Arab di pandangan pertama. Sampai-sampai dia sering berkunjung malam setelah salat magrib, hanya untuk menunjukan bahwaiasenang dengan lagu itu. “Mbakdesbegini kan

ويرسإ ينا يدإني لي”.  Ya!  Memang  ada  yang  salah  di  sana,  harusnya يمنا,

maklumi saja karena ia sedang dalam proses belajar.

Setiap hari Fathur senang dan sering menyanyikan lagu itu.

 

ّل يد خمس إصإبع هي إإلبهإم إلسبإبة إلوسط إلبنصر

“لي يدإني يمنا ويرسإ في ك

إلخنرص”

 

Hingga akhirnya tak ada lagi kesalahan lafadz yang terucap.

Mudah? Sangat mudah.

Satu bulan penuh telah kami lalui dengan berbagai tugas. Kami senang bisa bertemu dengan adek-adek TPQ yang antusias belajar bahasa Arab. Sempat dapat kabar, Fathur demam sebab mencari-cari kami yang telah kembali ke tugas kuliah yang lain. Sungguh dramatis! Semoga adek ini terus senang belajar dan mendalami bahasa Arab.

Related posts

Mengulas Fakta dari Bahasa Arab

by adminfitk
4 years ago

Apa yang Salah Dari Pengajaran Bahasa Arab di Indonesia?

by adminfitk
4 years ago

Sebuah Momok PKL

by adminfitk
4 years ago
Exit mobile version