Akan ada yang berbeda dalam hidup, jika kita telah menemukan cinta. Cinta tak melulu berbicara tentang perasaan seorang lelaki pada seorang perempuan dan begitu pun sebaliknya. Tapi banyak arti yang bisa kita jabarkan dalam kata cinta. Cinta adalah ketika kita telah menemukan diri kita menjadi pribadi yang apa adanya dan
Di Perbatasan Desa ini
Oleh Inka Silvia Masruroh (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)
“Akan ada yang berbeda dalam hidup, jika kita telah menemukan cinta. Cinta tak melulu berbicara tentang perasaan seorang lelaki pada seorang perempuan dan begitu pun sebaliknya. Tapi banyak arti yang bisa kita jabarkan dalam kata cinta. Cinta adalah ketika kita telah menemukan diri kita menjadi pribadi yang apa adanya dan bisa menebarkan kebaikan dan manfaat untuk sesamanya. ”
Semuanya bermula saat seseorang mulai membereskan beberapa bajunya, menata setiap letak barang dalam tas mungilnya, dan sesegera mungkin ia melangkahkan kaki untuk menuju desa yang akan ia jadikan tempat tinggal untuk sebulan lamanya. Jumat, 28 Desember 2018 akhir tahun yang akan memberi kesan tersendiri untuk dirinya. Entah kesan apa yang akan ditemuinya, masalah apa yang akan dihadapinya dan kenangan apa yang akan terus dia ingat dalam memori manis hidupnya.
Asap kendaraan, tas-tas besar yang ada dalam pangkuan dan gerimis-gerimis kecil yang menyapu sepanjang jalan, menjadi saksi perjuangan beberapa orang yang menuju kantor kecamatan, Tumpang tepatnya. Acara pembukaan untuk kegiatan KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa) sedang diikuti dengan khidmat oleh beberapa mahasiswa. Pembekalan, penyerahan dan perkenalan menjadi bumbu manis sebuah pertemuan. Dari kejauhan, beberapa orang sudah mulai tak betah dengan keadaan, ingin segera bergegas pergi menuju desa yang masing-masing kelompok telah diberi arah tujuan.
Desa Kidal Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang. Di desa itulah kelompok kami memulai cerita. Menemui tuan rumah, membereskan barang bawaan, menemui kepala desa, mengadakan rapat tentang program kerja, dan saling memperkenalkan diri adalah yang tak mungkin kami lewatkan di dalamnya. Seperti dalam pepatah Jika tak kenal kau akan sulit untuk diingat, jika tak diingat kau akan sulit untuk dirindukan. Begitulah kata kerja hati yang menuntut orang untuk saling mengenal satu sama lain.
Banyak hal yang biasa kami lakukan, ketika fajar pagi menyapa kami dengan indahnya kami bergegas menuju pasar untuk sekedar membeli jajanan pasar di pagi hari. Atau, kami akan membeli kebutuhan masak untuk beberapa hari. Dan memasaknya dengan tidak seorang diri. Banyak kebersamaan yang akan kami temui disini. Setelah beberapa hari berkutat dengan rapat yang penuh perdebatan dan emosi, tapi tetap masih ada canda dan tawa yang pasti. Kami memulai awal pagi dengan mengajar di beberapa sekolah di setiap sudut desa ini, mengajar TPQ di siang dan sore hari dan melakukan evaluasi kegiatan sebagai bentuk muhasabah diri.
Pernah di suatu hari, saat kami bergegas pergi mengajar di sekolah MI. Gerimis masih saja menemani, kami sempat berpikir beberapa kali untuk tetap pergi mengajar atau meliburkan diri. Perdebatan dengan diri sendiri masih saja belum berhenti. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi. Di sepanjang perjalanan kami masih terus saja merenungi Sebaik-baiknya orang yang mencintai adalah orang yang tak hanya mencintai kelebihan dirinya sendiri, tapi juga mencintai kekurangan orang lain.
Banyak pelajaran yang kami dapat dari desa ini, mementingkan pendidikan untuk melahirkan pemuda-pemudi terbaik untuk negeri, berhubungan baik dengan masyarakat sebagai proses berbenah diri dan banyak lagi hal lain yang tak bisa kami jabarkan tentang cinta yang kami temui di perbatasan desa ini.
Terima kasih Kidal, terima kasih Tumpang!
Telah memberi kenangan yang semoga akan menetap dalam sanubari kami selamanya.