FITK NEWS – Konsep dan implementasi Pendidikan IPS berbasis integrasi KKNI dan Ulul Albab di era Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadi kajian menarik dalam kuliah tamu Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS), Rabu (14/09). Berlokasi di Aula Gedung Soekarno lantai V, acara ini diikuti lebih kurang 400 mahasiswa.

Acara dimulai dengan serangkaian acara formal dan penampilan tari tradisional yang dipersembahkan oleh mahasiswa PIPS. Setelah itu, dilanjutkan dengan kuliah tamu yang disampaikan oleh Drs. M. Muhadjir, M.A (Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial (PPPPTK PKn dan IPS) Batu.

Pria yang pernah menjabat Atase Pendidikan di Belanda itu juga mamaparkan isu penting tentang masih dominannya guru dalam proses pembelajaran menjadi masalah yang perlu dicarikan pemecahan. Mengapa mata pelajaran IPS kurang bermakna? Menurutnya karena Guru hanya terfokus pada materi dan belum sampai pada membelajarkan nilai-nilai dari apa yang dipelajari siswa. ”Pembelajaran IPS hendaknya menggunakan metafora pendidikan Ki Hadjar Dewantara “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangunkarso, Tut Wuri Handayani. Metafora ini sesungguhnya merupakan aplikasi proses pendekatan kontekstual yang menggunakan multi metode, multimedia, dan multi penilaian,” jelasnya.

Dikatakan dengan mempelajari IPS berarti belajar memahami peradaban. Maksudnya seseorang yang mempelajari IPS akan dapat memahami dan mempelajari kesalahan masa lampau, sehingga tidak akan mengulanginya lagi. Selain itu juga memahami keadaan masa kini serta memahami hubungan global secara ekonomi antara perbedaan sosial yang ada.”Tujuan mempelajari IPS yang sesungguhnya adalah menjadikan kita untuk menjadi warga negara yang lebih baik karena dengan mempelajari sejarah hakikatnya kita belajar sesuatu,” ujarya.

Beberapa istilah seperti Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), K-13 dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) juga menjadi bahasan yang menarik oleh pria yang murah senyum itu.

Lebih lanjut dituturkan jika KKNImerupakan kerangka perjenjangan kualifikasi kerja yang menyandingkan, menyetarakan, mengintegrasikan, sektor pendidikan dan pelatihan serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan jabatan kerja di berbagai sektor. Sehingga masyarakat Indonesia benar-benar mampu bersaing di MEA. ”Dalam pelaksanaannya, KKNI harus melalui 8 tahapan yaitu penetapan profil kelulusan, merumuskan learning outcomes, merumuskan kompetensi bahan kajian, pemetaan LO bahan kajian, pengemasan matakuliah, penyusunan kerangka kurikulum dan penyusuan rencana perkuliahan,” kata dia.