Oleh Gesbi Rizqan Rahman Arief (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)
Jenjang pendidikan yang linier, tentu lebih terprioritaskan oleh kebanyakan orang. Pendidikan linier yang dimaksud disini adalah pendidikan yang memiliki materi dan pembahasan sama, seperti MI, MTs, MA. Selain karena jenjang selanjutnya merupakan bentuk pengembangan yang tersistematis dari materi tertentu yang sudah dipelajari, juga mengurangi durasi tantangan dalam proses pendidikan siswa. Maksud dari kalimat “tantangan” pada pembahasan ini adalah materi yang tergolong baru, namun pembahasan materi tersebut ialah bentuk pengembangan. Seperti halnya siswa yang dulunya hanya bersekolah SMP, kemudian melanjutkan jenjang pendidikannya di sekolah MA. Tentunya ada beberapa materi MA yang tidak dipelajari saat menempuh pendidikan di SMP, diantarinya fiqh, akhlaq, bahasa arab dan lain- lainnya. Pada beberapa materi pembelajaran, peserta didik akan dipaksa untuk bergerak cepat, dengan mempelajari materi-materi terdahulu guna mengejar ketertinggalan. Sebagaimana bahasa arab, materi awal pada pembahasan kelas X adalah ma‟rifat dan nakiroh, sebelum memahami pembahasan ini tentunya harus tau terlebih dahulu mengenai kalimat terlebih dahulu. Pembahasan kalimat diajarkan saat MTs, akan terasa sulit bahkan mustahil untuk pelajar yang dahulunya menempuh pendidikan SMP untuk memahami pembahasan tersebut, tanpadiulangnya pembahasan terdahulu.
Dalam mengatasi masalah ini, seharusnya diharapkan setiap sekolah MA menyediakan kelas persiapan bagi seluruh siswa. Tujuan diadakannya kelas tersebut tidak lain, guna menyamakan kemampuan dan pengetahuan seluruh siswa kedepannya sebelum dilanjutkannya materi tersebut seperti pelajaran bahasa arab yang telah dijelaskan pada paragraf pertama. jikalau tugas mengajarkan pelajaran yang belum pernah dipelajari, ditangguhkan seluruhnya kepada orang tua siswa, besar kemungkinan mereka tidak akan belajarmateri yang ditujukan secaramaksimal. Selain karenafaktor keterbatasan kemampuan dan pengetahuan mayoritas masyarakat indonesia khususnya bahasa arab.
Seringkali tekanan pencapaian materi dan standart minimal kemampuansiswa dalam bahasaarab, kurang diberikan dukungan fasilitas pendidikan. Fasilitas pendidikan sendiri, tidak hanya alat saja tentunya, bentuk fasilitas kelas persiapan juga sangat dibutuhkan oleh guru, sepertipembelajaran bahasaarabsebelum dimulainya tahun ajaran baru untuk lulusan SD atau SMP. Karena kelas persiapan memilikiperanpentinguntuk menyamakankemampuansiswa.
Perbedaan kemampuan siswa yang sangat jauh dan mencolok, pastinya sangat berpengaruh terhadap ketercapaian materi dan pemahaman siswa, jika mayoritas siswa belum memumpuni dalam mapel tersebut. utamanya mata pelajaran bahasa arab yang hanya diajarkan pada sekolah yang berbasis keagamaan saja. Menghadapi siswa yang masih barumenyentuhpembelajaran bahasaarabtentu perlakuan yang diberikan harus berbeda dengan yang lainnya. Sebab bagi mereka pelajara tersebut belum pernah ia alami dan pelajari.
Masalah yang berkelanjutan seperti ini, akan memberikan dampak besar terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan terkendala dengan masalah tersebut. Akan menjadi menjadi kewajaran jikalau ketuntasan materi tercapai namun ketuntasan pengentahuan siswa tak tercapai. Melihat permasalahanini, penulis memandang perlu diadakannya kelas persiapan guna mencapai tujuan pembelajaran bahasa Arab siswa.
Tulisan ini telah dimuat di:
https://www.kompasiana.com/rizqan/5d962485097f36164c642352/ kelas-persiapan-pembelajaran-bahasa-arab-perlu-kah