FITK NEWS – Geliat teknologi menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk meningkatkan motivasi belajar dan kekritisan peserta didik. Apalagi mengajarkan mata pelajaran (mapel) Sejarah yang dirasa sulit dicerna. Peka akan situasi ini, FITK UIN Maliki Malang memberikan pelatihan multimedia kepada 17 guru mapel Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) se-Jombang yang tergabung dalam Musyawarah Guwu Mata Pelajaran (MGMP).
Pelatihan yang diselenggarakan di Auditorium Micro Teaching lantai 1 pada Rabu (22/10) ini menggodok guru agar lebih cakap mengoperasikan teknologi pembelajaran. “Guru Madrasah harus inovativ menciptakan materi dan media pembelajaran,” ungkap Dekan FITK UIN Maliki Malang, Dr H Nur Ali M Pd dalam sambutannya.
Setelah ice breaking selama 15 menit, tim ahli multimedia FITK UIN Maliki Malang langsung menyuguhkan 9 software pembelajaran interaktif. Karena para peserta lebih tertarik dengan e-media Wondershare Quiz Creator (WQC) serta Flash Auto Play (FAP), maka kedua media tersebut dipraktikkan secara detail.
Shalih Husni M PdI, tim ahli multimedia FITK membenarkan jika WQC memang lebih cocok untuk merancang evaluasi pembelajaran efektif. “Jenis soalnya pun bervariatif,” ungkap Husni. Guru bisa memilih bentuk multiple choice, multiple response, true/false, fill in the blank, word bank, matching, sequence, click map dan short essay. Sementara itu, FAP tepat untuk mendesain bahan ajar interaktif.
Jelas jika guru akan memperoleh keuntungan jika mahir menggunakan teknologi pembelajaran. “Selain mengasah ketrampilan berfikir kritis peserta didik untuk memahami materi, kedua piranti lunak itu bisa disinkronkan dengan berbagai macam gadget yang sesuai. Sehingga lebih praktis saat dibawa kemana-mana,” terang Abid Yusron S Kom, tim ahli multimedia FITK lainnya.
Setelah pelatihan multimedia yang berdurasi selama 8 jam tersebut, para peserta merasa puas. “Instruksinya gampang dipahami. Dalam sekali pelatihan, kami sudah bisa membuat produk evaluasi pembelajaran dan bahan ajar. Rasanya tak sabar ingin mengutak-atik software lainnya agar bisa memotivasi siswa tertarik untuk belajar,“ ungkap Lukman Hakim, salah satu peserta.Penulis: Dewi Nur Suci