Kehidupan Umat Budha Indonesia dengan nilai toleransi yang lebih tinggi selama ini dipraktikkan sudah semenjak zaman Majapahit dan Sriwijaya. Secara historis umat Buddha di Indonesia merupakan umat beragama yang menjunjung tinggi nilai –nilai toleransi. Kearifan dari umat Budha tersebut sudah sepatutnya diwariskan dan dipelajari secara terus menerus oleh generasi muda saat ini. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan utama sekelompok mahasiswa dari Prodi Pendidikan Agama Islam Kelas Jurnalistik UIN Maulana Malik Ibrahim Malang berkunjung ke Vihara Dhamadipa Arama yang berlokasi di Ir. Soekarno No. 311 Mojorejo Junrejo Batu, pada hari selasa, 10 September 2024. Kegiatan ini merupakan praktik langsung penulisan berita dari perkuliahan pendidikan jurnalistik yang diampu oleh Dosen PAI, Abdul Muntholib, M.Pd

Pemimpin delegasi kelompok mahasiswa PAI, Muhammad Adzom menegaskan kedatangannya mengunjungi vihara disamping untuk mendalami nilai-nilai toleransi dan cinta kasih yang diajarkan umat Budha, juga sebagai bagian dari berbagi inspirasi dalam menjaga indahnya toleransi di Indonesia, “Ini menjadi spirit anak muda agar terus menjaga Indonesia yang damai,” jelas mahasiswa asli Banten itu dengan penuh semangat. Pada kesempatan yang sama, Ana Faidatul Ummah sebagai seorang mahasiswi PAI yang meneliti konsep modelling dalam pendidikan agama Islam, mengatakan ada dua aspek penting dalam kunjungan akademik ke vihara ini,” pertama, kunjungan ini sebagai sarana pembelajaran observational tentang pentingnya toleransi bagi generasi  X, Y , Z dan millenial. Kedua, memiliki nilai strategis penguatan nilai-nilai sosial yang telah lama mengakar pada masyarakat Indonesia seperti toleransi dan cinta kasih.

Bhante Jayamedho Thera, ketua yayasan sekaligus sebagai Bhante yang menghidupi dan melestarikan ajaran Budhadi vihara tersebut, berpesan agar tidak pernah melakukan kekerasan dan selalu mengedepankan cinta kasih. Dua hal tersebut rupanya yang menjadi konsistensi umat Budha dalam menjaga dan menjunjung tinggi toleransi di Indonesia.

Penulis: Angga Teguh Prastyo, M.Pd