Moderasi beragama menjadi salah satu agenda utama FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dalam menghadirkan iklim wasathiyah (keseimbangan) dalam kehidupan keagamaan di lingkup perguruan tinggi. Hal ini yang menjadi salah satu amanah penting yang mengemuka dalam kegiatan peningkatan Mutu/Pengetahuan Moderasi Beragama Bagi Dosen dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan pada Selasa, 2 April 2024 di gedung micro teaching.
Kegiatan dibuka langsung oleh Dekan FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. H. Nur Ali, M.Pd. Hadir sebagai pembicara adalah Prof. Dr. Ahmad Munjin Nasih, S.Pd., M.Ag dari Universitas Negeri Malang (UM). Landasan Kegiatan mengacu pada surat Dekan FITK Nomor: B-1552/Un.03.1/FITK/PP.00.9/03/2024.
Dalam kegiatan tersebut, Prof. Munjin memaparkan best practice kualitas keberagamaan dan moderasi beragama di Universitas negeri Malang (UM). Beliau mengatakan bahwa situasi keagamaan di UM memiliki sivitas akademik dari berbagai latar belakang penganut agama yang beragama, dari mayoritas Muslim. Kristiani, Hindu hingga Konghucu. Oleh karena itu, dosen agama di UM memiliki tantangan khusus yakni bagaimana menghadirkan Islam yang ramah moderat dan tasamuh pada masyarakat akademik yang heterogen. Beliau menambahkan penguatan moderasi beragama tidak hanya untuk menambah pengetahuan tentang toleransi kepada mahasiswa dan dosen saat ini, namun juga menjadi panduan dalam melaksanakan kehidupan di masyarakat pasca menjadi alumni perguruan tinggi.
Sebagai dosen agama yang diamanahi untuk menjadi wakil rektor terutama dalam penanganan inovasi penelitian dan pengabdian masyarakat, maka Prof. Munjin berkomitmen kuat untuk memajukan perguruan tinggi namun dengan berbasis nilai-nilai wasathiyah. Di satu sisi kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat dioptimalkan, di sisi lain semua kegiatan keagamaan terfasilitasi dengan baik. Ini yang bisa menghadirkan wasathiyah di perguruan tinggi negeri.
Kegiatan berlangsung gayeng dan diformat diskusi interaktif dengan peserta kegiatan. Beberapa dosen FITK terlibat aktif dalam diskusi seperti Dr. Abdul Aziz, M.Pd dan Dr. Hj. Sulalah, M.Ag. Ada dua catatan penting dalam kegiatan ini, meliputi: pertama, untuk mendukung iklim wasathiyah di perguruan tinggi perlu disusun buku mata kuliah keagamaan dengan materi yang bersifat wasathiyah. Kedua, dosen dapat memberikan penugasan kuliah kepada mahasiswa untuk mewawancarai tokoh agama dan mengunjungi rumah ibadah agama lain untuk memperkaya wawasan dalam bidang keberagaman sosial.
Penulis: Angga Teguh Prastyo, M.Ag