Ekspedisi NKRI adalah agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Kopassus (Komando Pasukan Khusus) TNI AD di bawah naungan menteri KEMENKO. Dengan mengusung tema “Peduli dan Lestarikan Alam Indonesia”, ekspedisi tahun ini (2016) dilaksanakan di Papua Barat yang terfokus di 8 subkorwil, yaitu Sorong, Sorong Selatan, Tambrau, Manokwari Selatan, Wondama, Bintuni, Fakfak, dan Kaimana
PKL PGMI UIN MALANG DI FAKFAK, PAPUA BARAT
oleh
Ni’matul izza
Ekspedisi NKRI adalah agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Kopassus (Komando Pasukan Khusus) TNI AD di bawah naungan menteri KEMENKO. Dengan mengusung tema “Peduli dan Lestarikan Alam Indonesia”, ekspedisi tahun ini (2016) dilaksanakan di Papua Barat yang terfokus di 8 subkorwil, yaitu Sorong, Sorong Selatan, Tambrau, Manokwari Selatan, Wondama, Bintuni, Fakfak, dan Kaimana. Ekspedisi NKRI merupakan kegiatan yang menarik karena peserta yang tergabung adalah hasil kolaborasi antara sipil dan militer. Peserta militer terdiri dari TNI AD, AL, AU dan Polri, sedangkan peserta sipil berasal dari kalangan sarjana dan mahasiswa yang diwakili dari 53 universitas di seluruh Indonesia. Dari 4.500 pendaftar, panitia meloloskan 500 calon peserta. Menjadi salah satu peserta terpilih yang mewakili UIN Maliki Malang merupakan hal yang membanggakan bagi saya. Setelah dinyatakan lolos, seluruh peserta wajib melakukan pelatihan fisik dan mental selama satu bulan di Pusdikpassus Batujajar, Bandung. Pelatihan tersebut meliputi tes fisik, tes wawancara, tes psikologi, pembekalan materi, dan praktik lapangan.
Kegiatan bidang pengabdian masyarakat meliputi kegiatan belajar mengajar ke sekolah-sekolah, mengajar di pondok baca, pengobatan gratis, mengadakan perlombaan-perlombaan, dan mengadakan festival budaya untuk memperingati hari besar. Akses ke setiap distrik (setingkat kecamatan) dapat dijangkau dengan jalur darat dan jalur laut. Saya pun terbiasa melewati jalanan naik-turun dengan tebing-tebing curam. Jika tak menemui jalur darat, kami menggunakan jasa longboat atau perahu.
Secara umum, pendidikan di Kabupaten Fakfak terbilang cukup memprihatinkan. Anak-anak Fakfak tampak bersemangat belajar, akan tetapi hal itu tidak diimbangi dengan ketersediaan guru. Pernah suatu ketika, saya menjumpai anak kelas 4 SD yang belum bisa membaca. Hal itu membuat saya trenyuh. Tak jarang pula saya menemukan satu sekolah yang berisi 6 guru merangkap kepala sekolah. Dalam kesehariannya, selama saya mengajar di sana, saya sering melihat siswa yang tidak memakai sepatu atau memakai seragam berbeda. Bahkan, untuk sekadar baris-berbaris pun banyak dari mereka yang kurang mengerti. Tampaknya, kurangnya guru dan fasilitas yang memadai menjadi penyebab kondisi memprihatinkan pendidikan di Fakfak.
Saya mengucapkan terimakasih yang banyak kepada ekspedisi NKRI karena ini saya dapat mendapatkan penglaman yang luar biasa.