FITK NEWS – Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (UIN) tak mau setengah-setengah dalam membekali mahasiswa agar menjadi guru profesional. Terbukti, hari ini fakultas tertua di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini mengundang pemateri andal dari UPI yaitu Dr. Udin Supriadi, M.Pd untuk mengisi kuliah tamu di Aula Rektorat Lantai 5.
Dari pantauan jurnalis media ini, kurang lebih 450 mahasiswa memenuhi lokasi acara. Mereka terdiri dari Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosia (PIPS), baik semester satu, tiga dan lima. Tema yang diusung pada kuliah kali ini yaitu Membangun Jiwa Pendidik Profesional di Era Society 5.0.
Ketua Pelaksana Kuliah Tamu Dr. Alfiana Yuli Efiyanti, MA mengatakan kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut, yaitu Selasa, 4 Oktober 2022 sampai Kamis, 6 Oktober 2022. Adapun peserta kuliah tamu hari ini yakni Prodi PAI dan Prodi PIPS. Sementara untuk besok akan diikuti oleh mahasiswa Prodi PBA, Tadris Matematika dan Tadris Bahasa Inggris. “Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dijadwalkan di hari ketiga,” ucap Alfi sapaan akrab Dr. Alfiana Yuli Efiyanti, MA.
Dosen sekaligus Kaprodi PIPS itu menjelaskan mengapa kuliah tamu dilaksanakan secara bertahap selama tiga hari. Sebab materi yang akan disampaikan oleh narasumber disesuai dengan kebutuhan masing-masing prodi. “Lewat acara ini mahasiswa diharapkan semakin terbuka wawasannya, memiliki jiwa pendidikan profesional serta bisa mengikuti perkembangan zaman”, ucapnya.
Dekan FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Prof. Dr. H. Nur Ali, M.Pd dalam sambutannya menuturkan usai kuliah tamu ini mahasiswa diharapkan mengetahui konsep era 4.0, Smart City dan Era Society 5.0. Dikatakan jika era 4.0 adalah gerakan yang dipromotori daerah eropa. Sementara Smart City diprakarsai oleh Asia dan Era Society 5.0 dari Jepang. “Orang zaman dulu menyebut dunia tak selebar daun kelor. Ternyata ini benar sebab sekarang dunia dalam genggaman. Lewat HP kita bisa melihat banyak perkembangan dunia”,kata Prof Nur Ali.
Mengapa era itu muncul? Lebih lanjut pria asal Lamongan ini menjelaskan tujuannya untuk menciptakan masyarakat yang super cerdas dengan memanfaatkan teknologi digital. Tak lain untuk memenuhi kebutuhan pembangunan masyarakat dan membentuk nilai-nilai baru. “Aplikasi seperti gojek bisa jadi contoh era ini. Sebab lewat aplikasi ini bisa menggerakan orang-orang yang punya kendaraan, warung, toko-toko online ikut menjual jasa maupun barang”, ujarnya.
Di era yang serba teknologi ini, Prof Nur Ali berpesan supaya mahasiswa bisa membagi waktu untuk keperluan ilahiyah (beribadah), insaniyah (sosial) dan ilmiah (belajar). “Harus bisa membagi waktu. Jika waktunya belajar ya belajar dengan tekun. Jangan main HP terus”, pesannya.