Berayut dengan kesederhanaan dan bermuara pada keseragaman adalah ciri khas LPD Al Bahjah Cirebon. Kesehariannya selalu mencerminkan Yaman. Jubah putih yang selalu dikenakan santri putra melambangkan kesucian hati dan jiwa serta Jubah hitam
Yamannya Indonesia
Oleh Aah Istiqomah (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)
Berayut dengan kesederhanaan dan bermuara pada keseragaman adalah ciri khas LPD Al Bahjah Cirebon. Kesehariannya selalu mencerminkan Yaman. Jubah putih yang selalu dikenakan santri putra melambangkan kesucian hati dan jiwa serta Jubah hitam yang dikenakan santri putri mencerminkan kemuliaan diri. Tidak hanya penampilan, serbuan pasir yang tertiup angin dan panas terik yang memuncak pun mengingatkan bagaimana perjuangan memperkukuh Agama layaknya di Yaman. Ciri khas jubah putih hitam ini selalu mengaca pada Al-Ahqaf Yaman karena Buya Yahya dan Umi Fairuz Ar Rahbini sendiri lulusan dari Ma‟had tersebut. Serbuan pasir yang selalu tertiup angin terjadi karena letak pondok tersebut berada diantara persawahan sehingga angin selalu kencang dan iklim cuaca yang selalu panas.
LPD Al Bahjah pusat memiliki 4 divisi, Formal (SDIQu, SMPIQu dan SMAIQu), Tafaqquh ( Fokus mempelajari Agama), Tahfidz dan Pejuang. Untuk divisi formal, selain belajar ilmu Agama, merekapun mengikuti sekolah formal yang formasi kelasnya dipisah antara santri putra dan santri putri. Divisi Tafaqquh fokus mempelajari ilmu Agama, kitab-kitab Fiqih, Nahwu, Shorof, bahasa Arab dan lainnya. Divisi Tahfidz fokus pada hafalan Al-Quran dan divisi pejuang fokus pada pengabdian. Dewan guru, penjaga POSKESTREN, Satpam, Penjaga AB Mart, Sopir dll., merekalah pejuang.
LPD Al Bahjah memiliki banyak cabang di Indonesia seperti Bandung, Blitar, Indramayu dan lainnya. Selain di dalam negeri, LPD Al Bahjah juga memiliki cabang di Malaysia. Di Cirebon sendiri, cabangnya sekitar 10 pondok yang berbeda fokus pembelajarannya. Seperti : Al Bahjah Pilang fokus untuk santri Tafaquh/Takhosus (Khusus mempelajari keagamaan tanpa belajar formal). Mereka fokus belajar kitab kuning, nahwu, shorof dan bahasa Arab. Program ini dipersiapkan untuk masuk di program Tafaqquh Al Bahjah Pusat. Mereka hanya belajar 1 tahun dan jumlah mereka hanya sekitar 40 santri putri.
Selain itu, Ada Al Bahjah 2 Buyut. Cabang terbesar yang memiliki sekolah formal SMPIQu (Sekolah Menengah Pertama Ilmu Quran) dan SMAIQu (Sekolah Menengah Atas Ilmu Qur‟an) layaknya Al Bahjah Pusat. Terletak tidak jauh dari Al Bahjah pusat, perjalanan menuju Al Bahjah 2 Buyut hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit. Pondok ini di asuh oleh Abah Sayf Abu Hanifah dan Ummah Fatimatuz Zahro, Murid pertama Buya Yahya dan sampai sekarang peningkatan fasilitas dan bangunan terus bertambah.