Alasan Siswa Tidak Menyukai Bahasa Arab
Bahasa Arab merupakan suatu pelajaran yang jarang diminati oleh pelajar Indonesia. Utamanya pelajar yang tidak menempuh pendidikan di pondok pesantren. Hampir di seluruh jenjang pendidikan tidak menyukai pelajaran bahasa arab. Keluhan yang menjadi sebab ke tidak sukaan terhadap
Alasan Siswa Tidak Menyukai Bahasa Arab
Oleh Gesbi Rizqan Rahman Arief (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)
Bahasa Arab merupakan suatu pelajaran yang jarang diminati oleh pelajar Indonesia. Utamanya pelajar yang tidak menempuh pendidikan di pondok pesantren. Hampir di seluruh jenjang pendidikan tidak menyukai pelajaran bahasa arab. Keluhan yang menjadi sebab ke tidak sukaan terhadap pelajaran bahasa arab salah satu alasannya yaitu bahasa arab adalah pelajaran yang sulit. Sehingga beberapa pengajar mata pelajaran bahasa arab memiliki masalah dalam mencapai ketuntasan pembelajaranbahasaarab.
Hal ini berbanding terbalik dengan bahasa inggris, padahal bahasa inggris dan bahasa arab merupakan bahasa asing bagi pelajar Indonesia. Keduanya pun sama-sama pelajaran bahasa dan mata pelajaran yang dipelajari dari jenjang dasar pendidikan, tapi mengapa jumlah peminat bahasa inggris lebih dominan daripada bahasa arab ? tentunya di sini ada suatu permasalahan inti yang membuat pelajar Indonesia kurang meminati bahasa arab.
Berlandaskan dari pengamatan sosial dan hasil wawancara penulis dengan beberapa siswa, terdapat 3 asumsi sebab yang mungkin bisa menjadi landasan untuk membuat pelajar Indonesia juga kompeten dalam bahasa arab. Asumsi pertama yaitu salahnya pemberian kesan awal pelajaran bahasa arab kepada peserta didik. Asumsi kedua kurangnya dukungan lingkungan untuk mempelajari bahasa arab. Asumsi terakhir bahasa arab tidak memiliki kesan keren dalam penggunaannya.
Asumsi pertama yaitu salahnya pemberian kesan awal bahasa arab kepada peserta didik. Tidak jarang guru bahasa arab yang menjadi eksekutor dalam pembelajaran bahasa arab terkesan menakutkan dan garang terhadap siswa. Sehingga, dari kurang sukanya siswa kepada guru pengajar bahasa arab membuat siswa juga tidak menyukai pelajaran yang diampu oleh guru tersebut. Dinamika permasalahan sepertiinibukanhanya adapadasiswa saja, mahasiswa pun ketika mendapati dosen pengampu terkesan kejam dan garang, mata kuliah yang sedang diampu pun juga tidak disukai. Permasalahan ini akan berakibat fatal terhadap kelangsungan pendidikan siswa tersebut, sebab pelajaran bahasa arab akan selalu berkesinambungan dari madrasah ibtidaiah sampai pada aliyah. Apabila sudah tidak paham dengan pelajaran madrasah ibtidaiah, maka akan terus kebingungan pada jenjang berikutnya. Maka dari itu, untuk menimbulkan atau meningkatkan peminat bahasa arab, pengajar bahasa arab harus mampu memberikan inovasi ataupun pendekatan yang tepat terhadap siswa dalam proses belajar mengajar. Jika tidak, sampai kapan pun pelajaran bahasa arab tidak akan mampu bersaing dengan pelajaran bahasa asing yang juga diajarkan dalam pendidikan Indonesia.
Asumsi kedua adalah kurangnya dukungan lingkungan dalam pembelajaranbahasaarab. Keadaansekitar dan beberapamedia, lebih dominan menggunakan bahasa inggris daripada bahasa arab. Sehingga, para peserta didik tidak memiliki pandangan fungsi dan kegunaan bahasa arab dalam kehidupan mereka. Hal ini juga berdampak besar bagi peserta didik dalam mempelajari bahasa arab. Karena pandangan tujuan dan fungsi pembelajaran turut membantu menimbulkan minat dan semangat dalam mempelajari Bahasa Arab. Asumsi terakhir yaitu bahasa arab tidak memiliki kesan keren dalam penggunaannya. Tentunya bukan karena bahasa arab tidak keren dalam mempraktikkan, namun mayoritas publik figur menggunakan bahasa inggris dan sangat minim sekali publik figur ternama menggunakan Bahasa Arab. Karena tidak jarang, seseorang mempelajari sesuatu karena sesuatu tersebut dilakukan oleh public figure yang diidolakannya. Dengan minimnya public figur menggunkan bahasa arab, sehingga kesan keren dalam penggunaan bahasaarabtidak tumbuh dalam pemikiran masyarakat secara luas. Jika semua asumsi penyebab ketidak sukaan siswa mempelajari bahasa arab sudah teratasi. Besar kemungkinan peminat bahasa arab juga akan seperti peminat bahasa inggris. Karena keduanya merupakan bahasa asing yang diajarkan di Negara Indonesia, tidak menutup kemungkinan perkembangan kompetensi dan minat pelajar Indonesia dalam mempelajari bahasa arab juga akan seperti pelajar peminat bahasa Inggris.
Recent Posts
- Gelar Bimtek dan Tryout untuk peningkatan kelulusan UPPPG
- Tembus Jurnal Sinta 4 dan Terdaftar HAKI: Hasil Penelitian Kolaborasi Mahasiswa dengan Pendampingan Dosen FITK
- Prof. Mudjia Rahardjo Berbagi Ilmu Metodologi Penelitian Kualitatif dengan Dosen FITK
- Tingkatkan Indeks Profesional ASN, Seluruh Tenaga Kependidikan FITK Ikuti Diklat Manajemen Risiko
- Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris UIN Malang Raih Penghargaan Platinum “TIGERS” pada Ajang Internasional di Malaysia