Kosa kata merupakan kunci utama dalam mempelajari bahasa khususnya keterampilan berbicara. Mustahil jika ingin berbicara suatu bahasa namun tidak memiliki kosa kata yang cukup. Menghafal kosakata merupakan konsekuensi untuk masuk ke dalam

Belajar Maharah Kalam Sendirian? Siapa Takut

Oleh Gesbi Rizqan Rahman Arief (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)

 

Kosa kata merupakan kunci utama dalam mempelajari bahasa khususnya keterampilan berbicara. Mustahil jika ingin berbicara suatu bahasa namun tidak memiliki kosa kata yang cukup. Menghafal kosakata merupakan konsekuensi untuk masuk ke dalam kategori mampu dan menguasai keterampilan berbicara.

Menghafal Mufrodah atau kosa kata bahasa Arab isim, fi‟il, huruf merupakan inti dalam mempelajari maharoh kalam. Isim yang merupakan kata benda, Fi‟il adalah kata kerja, Huruf adalah kata bantu. Cara untuk menghafal murodat–mufrodat tersebut lebih efektifnya disesuaikan dengan kecocokan diri sendiri, seperti membaca dengan terus-menerus, menghafal secara langsung, menerjemahkan teks Arab dan berbagai macam lainnya.

Setelah menguasai beberapa kosa kata bahasa Arab, langkah pertama yaitu menceritakan aktivitas yang dilakukan dari bangun sampai tidur kembali. Dalam tahap ini, hal yang tak boleh terlupakan adalah buku dan pena. Kosa kata yang tidak diketahui ketika menceritakan aktivitas keseharian, ditulis dalam buku dan menjadi PR untuk diartikan ke dalam bahasa Arab serta dihafalkan. Hal ini dilakukan secara terus menerus sampai mampu menceritakan aktivitas keseharian dengan bahasa Arab secara komplit.

Langkah kedua yaitu merekam apa yang telah diceritakan dan diperdengarkan kepada orang yang dianggap mampu dalam maharoh kalam. Tahapan ini bersifat kondisional, hanya dilakukan ketika pembelajaran maharoh kalam dengan cara otodidak saja.Karena selaku pemula sangatlah memerlukan pembimbing guna memperbaiki ataupun membetulkan jika terdapat kesalahan dalam penempatan dan penggunaan mufodat.

Ketiga, mengembangkan kembali kemampuan dalam bercerita aktivitas sehari-hari menjadi pendeskripsian sesuatu. Melalui step bercerita, mengembangkan kembali mufrodat yang dipakai menuju ranah diskripsi. Pembelajaran ini dilakukan dengan cara memilih sesuatu untuk didiskripsikan, seperti sekolah, masjid, rumah, keluarga dan berbagai macam lainnya. Proses melakukannya tidak meninggalkan apa yang telah dilakukan dalam step awal (menceritakan aktivitas sehari-hari) buku dan pena digunakan untuk mencatat kosa kata yang tidak diketahui, kemudian dijadikan PR untuk diterjemahkan dalam bahasa Arab dan dihafalkan. Kemungkinan besar hal ini lebih membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada step awal, karena disamping membiasakan berbicara bahasa Arab, juga dilatih untuk memikirkan deskripsi dari hal tersebut.

Agar lebih menantang serta mengantisipasi rasa bosan, proses pendeskripsian diberikan batas minimal. Awal mula, waktu minimal yang diberikan 1 sampai 3 menit untuk pendeskripsian sesuatu menggunakan bahasa Arab. Kemudian, setelah dirasa 3 menit terlalu mudah, waktu minimal ditambah menjadi 5 menit. Semua ini setelah dilakukan secara rutin akan memberikan hasil yang terbilang memuaskan dalam maharoh kalam.

Tahap terakhir, dengan bertujuan menunjang kemampuan diri dalam bahasa Arab, yaitu mendengar percakapan berbahasa Arab (dari native speaker dan menonton video debat ilmiah berbahasa Arab). Dengan tujuan menumbuhkan dzauq bahasa Arab. Karena tidak jarang, orang yang mampu dan memiliki keterampilan dalam bahasa Arab namun belum memiliki dzauq bahasa Arab.

Tulisan ini telah dimuat di:https://www.kompasiana.com/rizqan/5d77b3cc0d82307ac81da8a2/ belajar-maharoh-kalam-sendirian-siapa-takut