Sampai saat ini banyak sekali orang yang masih memperdebatkan masalah kepenulisan bahasa latin yang berasal dari alih tulisan bahasa Arab. Masalah yang sebenarnya cukup sepele ini justru menjadi sebuah perdebatan yang panjang sehingga menjadi

Benarkah Tulisan Huruf Alfabet Mampu Mewakili Tulisan Arab Secara Presisi?

Oleh Hasanul Mutawakkilin (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)

 

Sampai saat ini banyak sekali orang yang masih memperdebatkan masalah kepenulisan bahasa latin yang berasal dari alih tulisan bahasa Arab. Masalah yang sebenarnya cukup sepele ini justru menjadi sebuah perdebatan yang panjang sehingga menjadi masalah yang cukup pelik karena antara individu satu dengan yang lain saling mempertahankan argumentasinya masing-masing tanpa adanya sebuah solusi.

Misalnya, ada seseorang yang menulis kalimat Insya Allah, ada juga yang menulis In shaa Allah, dan di sisi lain ada yang menulis In Shaa Allah. Dari masing-masing individu tentunya mempunyai alasan atau argumentasi mengenai cara penulisan huruf latin di atas guna membenarkan apa yang telah dituliskan. Ada yang berargumen bahwasanya Insya Allah sudah sesuai dengan kaidah ejaan huruf latin, ada yang juga yang menganggap bahwasanya Insha Allah lebih bisa mewakili tulisan Arab yang benar dan disisi lain bersikukuh bahwasanya dalam penulisan harus dipisah menjadi 3 kata yaitu In Shaa Allah.

Masing-masing argumen di atas memang sama sekali dapat dibenarkan tapi juga tidak sepenuhnya dapat disalahkan karena tentunya mereka mempunyai alasan masing-masing dan dalil yang cukup untuk membenarkan argumentasi mereka. Namun yang paling amat disayangkan adalah antar individu sangat bersikukuh untuk mempertahankan argumentasi mereka sampai terjadi perdebatan yang cukup sengit..

Hal tersebut mengakibatkan timbulnya masalah yang semakin runcing karena mereka saling menganggap bahwasanya argumentasi yang mereka sampaikanlah yang paling benar dan patut untuk diakui kebenarannya.

Sebenarnya bukan hanya kalimat “Insya Allah” saja yang selalu diperdebatkan, masih banyak sekali kalimat bahasa Arab seperti Masya Allah, Subhanallah, Astagfirullah yang justru menjadi ajang untuk saling membenarkan dan menyalahkan. Lantas pertanyaannya apakah benar pengalihan tulisan Arab ke latin dapat memengaruhi dan sampai mengubahmakna?

Menurut literasi yang telah saya baca dan pendapat dari beberapa guru yang telah saya kumpulkan sebelumnya dapat saya simpulkan bahwasanya penulisan huruf bahasa Arab alias huruf Hijaiah yang telah kita alihkan pada huruf latin tidak sampai pada kategori merubah makna. Hal tersebut dikarenakan kaidah penulisan antara huruf Arab dan huruf latin tidak mempunyai kesamaan sama sekali. Selain itu cara pelafalan dan pengucapannya pun juga mempunyai perbedaan yang sangat jelas. Bahkan huruf hijaiah mempunyai satu bidang keilmuan yang khusus untuk mempelajari cara pelafalan dan pengucapan huruf-hurufnya dari segi teori dan praktiknya.

Intinya benar atau tidaknya itu patokannya ada pada cara seseorang melafalkan, bukan pada penulisan. Sebab sampai kapan pun bahasa Arab tidak akan bisa diwakili oleh tulisan huruf alfabet secara presisi.

Jika ada orang yang sangat keras kepala pada penulisan huruf latin hasil pengalihan dari huruf Arab namun sedangkan dalam pelafalannya ia melakukan kesalahan dari segi teori dan praktik maka otomatis orang seperti itulah yang sejatinya patut untuk disalahkan.

Contoh gampangnya seperti ini, kita sering melihat ada beberapa orang yang menulis kata “Allah” dan ada juga yang menulis dengan “Allah”, yang dipertanyakan adalah tulisan mana yang sejatinya benar? Jika kita mau untuk memainkan logika kita tulisan yang sejatinya paling mendekati kebenaran tapi tidak sampai dibenarkan adalah “Allooh” karena kita sesuaikan dengan intonasi pengucapan dari lafaz ٌال.

Contoh di atas dapat dijadikan sebagai ilustrasi pada penulisan-penulisan yang lainnya. Hal yang paling penting adalah kita tidak perlu untuk mempermasalahkannya hingga timbul suatu perdebatan yang panjang. Selagi kita masih menulis dengan tulisan yang umum dan wajar sehingga tidak memancing reaksi berlebih dari kalangan umum maka hal tersebut bukanlah menjadi sebuah masalah.

Tulisan ini telah dimuat di:https://www.kompasiana.com/hasanulmutawakkilin1509/5d99c5600 d8230768179ea92/benarkah-tulisan-huruf-alfabet-mampu-mewakili- tulisan-arab-secara-presisi