Determinasi Perspektif dalam Penelitian dan Bangsa yang Menghargai Cita-Cita Bersama: Catatan Analitis Dosen FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tirakat Scopus Ke Prof. Dr. Irwan Abdullah (Founder IA Scholar)

Perspektif dalam penelitian menjadi salah satu unsur fundamental dalam membidik fenomena yang layak diteliti sekaligus sebagai titik acuan dalam menganalisis data peneliti. Hal inilah yang membuka wawasan penulis bersama segenap 20 Dosen FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menjalani tirakat penulisan jurnal Scopus di kediaman Prof. Dr. Irwan Abdullah dari tanggal 23- 27 Juni 2023 di IA Studio Yogyakarta, semakin tercerahkan. Kegiatan dilaksanakan dalam rangka pendalaman review artikel dan submit artikel di IA Scholar Foundation Yogyakarta. Kegiatan pelatihan ini berorientasi pada penguatan kapasitas kompetensi dosen FITK UIN  Maulana Malik Ibrahim Malang dalam penyusunan jurnal Terindeks Scopus.

Berikut catatan analitis Abu Bakar, M.Pd selaku peneliti di Unit Pusat Penelitian dan Academic Writing (PPAW) sekaligus Dosen Prodi PAI FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang selama mengikuti kegiatan:

Nilai-nilai spiritualitas agama menjadi fondasi penting bagi peneliti yang tidak boleh terabaikan dalam menemukan fenomena penelitian. Seperti dicontohkan Prof. Irwan Abdullah ketika beliau memulai dengan membahas tentang sebuah hadis yaitu carilah ilmu sampai ke negeri Cina. Ini sederhana tapi sesungguhnya ada beberapa hal yang pernah beliau alami dan beliau buktikan. Beliau menegaskan bahwa yang dapat dipelajari dari China misalnya ketika China sangat menghargai satu impian atau satu keinginan yang dimulai sejak zaman dahulu. Impian tersebut dilanjutkan pada dinasti berikutnya.

salah satu contohnya pembangunan tembok China. Sebuah fakta yang tidak terbantahkan bahwa pembangunan tembok China tersebut sudah melalui beberapa dinasti tetapi proses pembangunannya terus berlanjut. Bahkan sampai sekarang ini. Bukti bahwa kebijakan yang terjadi sekarang atau bahkan sebelum-sebelumnya sangat menghargai pada keinginan bersama yang telah dibangun oleh sejak dulu. Artinya ada penghargaan yang dilakukan oleh penerus-penerus dinasti tersebut untuk menghargai dan bahkan meneruskan keinginan yang telah diimpikan oleh pemimpin pada zaman sebelumnya.

Contoh lain terjadi pada saat beliau membeli satu lukisan yang beliau sampaikan bahwa lukisan itu sebetulnya pernah dilukis pada zaman dahulu tapi kemudian dijadikan katalog.

Bahkan oleh pelukis pelukis yang baru,  lukisan-lukisan yang telah bahkan mungkin bisa punah, dilukis kembali oleh pelukis-pelukis yang baru. Tanpa kemudian meninggalkan pengakuan terhadap pelukis lama dengan mencantumkan siapakah pelukis yang lama tersebut. Ini yang dalam sebuah kaidah  disebutkan almuhafadhotu ‘al qodimi as-sholihi, wal akhdu bil jadidi al-ashlah (menjaga tradisi lama sambil lalu mengkreasikan atau mengambil tradisi baru). Inilah sebuah penghargaan terhadap keinginan atau cita-cita bersama atau bahkan hasil karya yang telah ada. Hal itu juga yang menjadi inspirasi bagi peneliti muda untuk melanjutkan karya-karya besar lainnya dalam mengkonstruksi bangunan besar keilmuan.

Penulis: Abu Bakar, M. Pd (Dosen Prodi PAI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)/Editor: Angga Teguh Prastyo, M.Pd (Dosen Prodi MPI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)

Related posts

Kupas Tuntas MBKM: Mulai Pengembangan Kurikulum sampai Penyusunan Bentuk Kegiatan

by Agung Prasetiyo
2 years ago

Eksis Selama 15 Tahun, LPTK UIN Malang Telah Lahirkan Puluhan Ribu Guru Profesional

by Agung Prasetiyo
2 years ago

Dua Mahasiswa PBA Torehkan Prestasi Membanggakan di FKA UGM

by adminfitk
7 years ago
Exit mobile version