FITK NEWS – Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bukanlah momok sosial. Sebaliknya, MEA dimanfaatkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang untuk menyukseskan terwujudnya gerakan revolusi mental. Hal ini diupayakan melalui kegiatan bertajuk Sosialisasi Kepribadian bagi Mahasiswa dalam Menyongsong MEA “Be Ready for the Unlimited Success.”

Sosialisasi yang dihadiri oleh jajaran dekanat, kajur dan sekjur masing-masing jurusan, dosen, karyawan dan mahasiswa semester dua FITK bertujuan membentuk karakter calon pendidik professional, inovatif, ulet ramah dan mencerminkan nilai-nilai ulul albab.

Event yang berlangsung di Aula Rektorat lantai 5 selama (11-12 April) ini sangat fantastis. Mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) di hari pertama sangat antusias mengikuti sosialisai kepribadian tersebut. Begitu pula di hari berikutnya. Raut wajah mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Manajemen Pendidikan Islam (MPI) serta Pendidikan Guru Raudhatul Athfal (PGRA) sangat riang gembira. Tak satupun dari peserta mengeluhkan lamanya durasi acara. Seperti apa sih perhelatan sosialisai kepribadian FITK?

Dengan atraktif dan detail, narasumber Dr. H. Nur Ali, M.Pd dan Dr. Hj. Like Raskova Octaberlina, M.Ed menyuguhkan materi aplikatif dan bermakna. Tak hanya sesi tanya jawab, peserta juga aktif menyanyi diiringi musik oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kommust dan unjuk diri tentang etiket berinteraksi sosial dengan orang-orang disekitar.

Di hadapan 800 peserta kepribadian, pria yang menjabat sebagai Dekan FITK tersebut mengimbau jika manajemen spiritual dapat membentuk kepribadian unggul pada diri seseorang. “Dengan spiritual tinggi, mahasiswa FITK nantinya mendidik dan mengajar peserta didiknya dengan rasa kasih saying, persahabatan dan ketulusan. Bukan dengan kebencian, kekerasan atau keterpaksaan,” terang pakar manajemen pendidikan dan kurikkulum

Sementara itu, wanita berprofesi sebagai dosen PGMI FITK ini mengajak mahasiswa untuk membiasakan bertingkah laku dan bertutur positif. Meski kondisi kurang fit karena usai dirawat di Rumah Sakit selama dua hari, alumni Monash University ini tetap semangat dan profesional memandu acara.

Peraih beasiswa S2 pemerintah Australia ini mengajarkan strategi bersosial kepada mahasiswa, meliputi etika menghormati dosen, karyawan dan teman sebaya. Mahasiswa diajak praktik langsung bagaimana meng-sms dosen secara sopan, mengajukan layanan akademik kepada karyawan dan berpenampilan rapi di kampus dan dunia kerja. “Jadilah pribadi santun, beretika dan bermoral dalam berfikir dan bertindak,” terang wanita fasih berbahasa Inggris tersebut

Tak hanya itu, konsultan kepribadian ini menyuguhkan testimoni langsung yang dapat memotivasi mahasiswa, antara lain Dr. H. Wahidmurni, M.Pd (Wakil Dekan III FITK), Iwan Sugiarto, ME (Kabag Keuangan FITK), Dr. Moh. Miftahussyai’an, M.Sos (Wakil Ketua Unit Kerjasama dan Kemahasiswaan FITK, Yuanda Kusuma, M.Ag (Dosen FITK), Agung Prasetyo (Staf Publikasi dan Penelitian FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang serta Muhammad Samsul Arifin (Staf Dekan FITK). “Kita harus kerja cerdas dan gigih dalam menuntut ilmu serta menggapai cita-cita,” pesan Wahidmurni yang pernah berprofesi sebagai penjual buah untuk melanjutkan S1-nya. (dw)