FITK NEWS – Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) Rayon 204 Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang tak ingin setengah-setengah dalam menindaklanjuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Selasa (3/3) kemarin, LPTK mengundang Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Kasipenma) yang berada di bawah naungannya untuk hadir di Aula Micro Teaching lantai 2, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Maliki Malang.  

Sebanyak 18 Kasipenma dari berbagai daerah diundang di acara yang bertema Rapat Evaluasi Pelaksanaan PLPG 2014 dan Koordinasi Pelaksanaan PLPG 2015 tersebut. Mereka berasal dari Kabupaten/Kota Probolinggo, Kabupaten/Kota Lumajang, Kabupaten/Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten/Kota Blitar, Kabupaten/Kota Kediri, Kabupaten/Kota Madiun, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Ngawi.

Ketua LPTK Rayon 204 UIN Maliki Malang Dr H. Nur Ali MPd menyatakan pihaknya punya tujuan khusus mengapa mengundang Kasipenma. Yaitu selain untuk melakukan evaluasi PLPG juga ingin mengetahui berbagai permasalahan yang ada di lapangan.” Jika ditemukan banyak masalah kami kan bisa segera mencari solusinya,” ujar Nur Ali.

Di hadapan Kasipenma, pria yang menjabat Dekan FITK UIN Maliki Malang tersebut juga memaparkan beberapa masalah yang menghambat sertifikasi guru. Seperti minimnya guru yang terampil menulis karya ilmiah. Selain itu guru juga dituntut untuk mengambil jurusan yang linier agar bisa meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan memperlancar proses Tunjangan Profesi Guru (TPG). ”Guru yang mengajar di Taman Kanak-kanak pun sekarang kan juga harus lulusan S1 Pendidikan Guru Roudlotul Athfal (PGRA) agar kualitas proses pembelajaran semakin meningkat,” ujarnya.

Meskipun begitu, kata Nur Ali, para guru tidak perlu khawatir sebab pihaknya sudah menyiapkan strategi untuk mencari solusi permasalahan. Di antaranya dengan melakukan pelatihan-pelatihan menulis kepada para guru. Kemudian juga akan membuka kelas PGRA khusus guru. ”Guru TK yang bisa kuliah di sini kuotanya hanya 1 kelas saja. Itu pun mereka akan diseleksi terlebih dahulu,” tegasnya. (Gung)Penulis: Agung