Belajar adalah setiap perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman serta akuisisi pengetahuan dan kecakapan baru”

 

Makna Hidup

Oleh Inka Silvia Masruroh (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)

 

Belajar adalah setiap perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman serta akuisisi pengetahuan dan kecakapan baru”

Setiap proses belajar yang kita jalani akan mengajarkan kita bagaimana menjadikan hidup kita lebih baik lagi. Belajar bukan hanya tentang interaksi guru dan murid yang ada dalam satu forum kelas. Melainkan, belajar dapat kita dapatkan dimana saja dan kapan saja. Hal-hal yang baru kita temui, orang-orang baru yang kita jumpai. Dan pengalaman baru yang membuat kita terus bisa mengambil sebuah arti.

Sadar ataupun tidak, setiap langkah dalam hidup manusia adalah sebuah pelajaran yang tak ternilai harganya. Kita bisa saja mengabaikannya begitu saja, namun pada waktu yang terus berulang kita akan terus mengamati dan menyadari arti dari sebuah makna hidup yang kita jalani.

Aku adalah seorang mahasiswa jurusan pendidikan bahasa arab di sebuah universitas Islam negeri terkenal di malang, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Di sinilah aku memulai lagi rasa cinta dan kagumku pada Bahasa Arab. Karenadulu, ketika aku masih beradadisekolah dasar. Bahasa asing yang pertamakali aku pelajari adalah bahasa Arab. Dan aku mencintai bahasa arab untuk yang pertama kalinya.

Aku tidak pernah lupa bagaimana susahnya aku menghafal beberapa mufrodat yang diberikan oleh guruku dulu. Mengikuti pelajaran kitab yang belum pernah aku pahami, tapi tak lepas dari semuanya aku selalu mengikuti pelajaran bahasa arab dengan khidmat. Pelajaran bahasa arab menjadi salah satu pelajaran favorit untukku dan teman-temanku di tempatku mengaji (Diniyah).

Awal cerita sebelum aku memutuskan untuk memilih jurusan pendidikan bahasa arab. Aku ingin melanjutkan studiku di jurusan Bahasa dan Satra Inggris. Bahasa yang sempat menjadi idola dan bahan obrolanku pada Tuhan. Dengan besar harapan, semoga suatu saat aku dapat melanjutkan studiku di Negara lain dengan kemampuan bahasa inggrisku.

Namun aku tak pernah bisa membaca takdir. Aku diterima pada jurusan bahasa dan sastra inggris di universitas yang sama, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Tetapi orang tuaku tak menghendakinya, beliau menyuruhku untuk menunggu pengumuman dari universitas lain yang aku ikuti juga. Dan kebetulan, aku mengambil jurusan Al-Quran Tafsir di universitasitu.

Sembari menunggu pengumuman kelulusan, aku menerka apayangakandapati ditempatkuliah nanti. Dan ternyata aku belum mendapat kesempatan untuk melanjutkan studiku di jurusan Al-Quran Tafsir. Akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti tes tulis untuk masuk perguruan tinggi Islam. Dan aku memilih universitas yang sama. Pilihan yang aku ajukan pertama kali sudah tak bisa aku ambil lagi, dan aku memutuskan untuk mengambil bidang bahasa yang lain. Dan aku tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa aku akan kembali lagi pada cinta bahasa pertamaku, bahasa arab.

Mendaftarkan diri sebagai mahasiswi Pendidikan Bahasa Arab membuatku sedikit pesimis. Bukan perihal tentang ketidaktahuanku tentang bahasa arab atau sedikit rasa tertarikku pada bahasa arab. Tetapi lebih pada rasa kurang percaya diriku untuk mendaftar lagi pada universitas yang sama. Aku tidak percaya diri bahwa aku akan diterima lagi di universitas ini dengan pengambilan jurusan yang berbeda. Aku kira, namaku sudah berada pada daftar hitam untuk nama-nama yang mendaftar di universitas ini karena telah membatalkan mengambil jurusan bahasa dan sastra inggris.

Kita tidak pernah tahu takdir, kita tidak bisa membaca takdir. Takdir tetap hanya milik Allah. Tugas kita sebagai manusia hanyalah belajar, tawakal, dan bersabar atas apa-apa yang Allah takdirkan pada kita. Dengan statusku sebagai mahasiswi pendidikan bahasa

arab sekarang ini, aku bangga. Aku bercita-cita, dengan bahasa arab aku bisa mengelilingi dunia, memandang indah ciptaan Allah yang sangat luas, dengan segala kerendahan hati untuk terus mencari ridho-Nya.