Kehidupan bak air yang terus mengalir, metamorfosanya selalu berubah walau tak menyeluruh, roda keilmuan semakin hari tentunya semakin menawan dan kebahasaan bertambah kualitas tanpa batas. Kita hanya bisa menyikapi dengan penuh teliti dan

Memaknai Hidup Melalui “Syi‟ir Arabi”

Oleh Aah Istiqomah (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)

 

Kehidupan bak air yang terus mengalir, metamorfosanya selalu berubah walau tak menyeluruh, roda keilmuan semakin hari tentunya semakin menawan dan kebahasaan bertambah kualitas tanpa batas. Kita hanya bisa menyikapi dengan penuh teliti dan hati-hati dan jangan lupa mengabdikan diri dengan penuh percaya diri. Lantas, bagaimana cara kita menyikapi kehidupan? Menyikapi kehidupan bisa dilakukan dengan banyak cara; seperti belajar, bekerja, bergaul dengan sesama dll. Namun, kali ini kita akan menyikapi kehidupan melalui Syi‟ir Arabi (Puisi bahasa Arab). Kenapa dengan Syi‟ir Arabi? Karena, selain kita dapat memahami arti hidup, kita juga bisa menambah pengetahuan kita dalam bahasa Arab khususnya kajian mufrodat dan nahwu.

Judul ini diangkat sesuai dengan pengalaman penulis dalam perjalanannya mengarungi pembelajaran kebahasa-Arab-an. Bermula dengan keasingan dan ketertarikan kemudian berjalan dengan penuh kesenangan dan kebanggaan. Bangku kuliah semester 3 tepatnya, penulis mulai menjelajahi dunia syi‟ir bahasa Arab. Perlombaan FJA (Festival jazirah Arab) BSA UIN Malang 2017 merupakan panggung pertama ia bersandiwara. Panggung kedua, ketiga dan seterusnya tak semudah dalam ingatan.

Syi‟ir Arabi sama halnya seperti puisi Indonesia, menganut nilai perjuangan, kasih sayang, kebebasan, politik dan lain sebagainya. Di antara penyair Arab yang terkenal seperti Nizar Qabbani (Suriah), Mahmud Darwis (Palestina), Anis Mansour ( Mesir), Kahlil Gibran

Karya mereka selalu banyak ditampilkan oleh para pelajar/Mahasiswa Indonesia khususnya diajang perlombaan. Penyampaian puisi Arab di Indonesia memiliki dua versi. Terkadang, puisi Arab di Indonesia dibawakan layaknya orang-orang Arab berpuisi; hanya dengan membacakan puisi tanpa ekspresi dan gestur dan terkadang disampaikan dengan gaya Indonesia yang mengedepankan mimik/ekspresi dan gestur.

Syi‟ir Arabi dikatakan dapat memaknai kehidupan karena isi dalam puisi tersebut banyak mengandung makna kehidupan seperti yang  pernah  penulis  tampilkan,  puisi  واٌغضة  اٌحصْ  karya  Mahmud Darwis, berisi tentang kesedihan dan kemarahan. Mahmud Darwis

melihat peristiwa penindasan di Palestina. Puisi

 

اٌطاٌُ

 

وعيًْا

 

عًًنَ

 

ضاٌُ

 

karya Anis Syau Syan yang berisi tentang perbedaan ras/suku bangsa

kulit  hitam  dan  puisi  َعصًتً ايغوق أيْ  Karya  Faruq  Juaidah  yang  berisi

kegalauan cinta. Masih banyak lagi puisi yang lainnya. Dengan membaca puisi-puisi bahasa Arab, kita dapat mengetahui keadaan Negara-negara Arab seperti apa kemudian kita dapat mengambil hikmah dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Selain mampu memahami makna kehidupan, kita juga akan menambah pengetahuan mufrodat. Karena setiap kita akan menampilkan puisi Arab, terlebih dahulu kita harus menerjemahkan puisi tersebut. Jangan salah, menafsirkan puisi bahasa Arab tidak semudah bahasa Indonesia karena selain ilmu Nahwu dan Sharaf main, kejelian kita dalam memaknai isi juga sangat penting. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat!

Tulisan ini        telah    dimuat di: https://www.kompasiana.com/aahistiqomah/5d7b9ac70d82302f306