Ustaz, Saya Tuwuk Belajar Bahasa Arab
Sama-sama diketahui bahwa bahasa Arab adalah bahasanya orang Islam. Al-Qur‟an tertulis menggunakan bahasa Arab. Bahasa Arab jugamenjadi bahasaberbagai macam referensi keilmuan islam seperti tafsir, hadits, fiqih, aqidah, akhlak, dan lain sebagainya. Jika kita ingin memahami perintah dan larangan serta rambu-rambu
Ustaz, Saya Tuwuk Belajar Bahasa Arab
Oleh Mohammad Sofi Anwar (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)
Sama-sama diketahui bahwa bahasa Arab adalah bahasanya orang Islam. Al-Qur‟an tertulis menggunakan bahasa Arab. Bahasa Arab jugamenjadi bahasaberbagai macam referensi keilmuan islam seperti tafsir, hadits, fiqih, aqidah, akhlak, dan lain sebagainya. Jika kita ingin memahami perintah dan larangan serta rambu-rambu agama sudah sewajarnya kita mempelajari bahasa Arab.
Bahasa Arab memiliki berbagai macam kaidah. Mulai kaidah kepenulisan hingga kaidah ketatabahasaan. Segala yang tertulis dalam bahasa Arab entah itu berlebih atau kurang akan berpengaruh pada makna. Begitupun dengan bunyi akhir suatu kata, akan berpengaruh pada pemahaman serta posisi kata tersebut dalam kalimat.
Dengan sekian banyak kaidah yang ada, mempelajari bahasa Arab butuh proses. Pada setiap proses tersebut memerlukan inovasi dan metode pembelajaran yang tepat. Para pembelajar bahasa Arab juga harus dibuat semangat untuk belajar dan memahami berbagai kaidah yang ada. Pembelajaran bahasa Arab juga menjadi mata pelajaran wajib di sekolah yang berembel-embel madrasah.
Namun bagaimana jika para siswa yang bersekolah di madrasah tidak begitu menyukai bahasa Arab. Tentu ini akan menjadi problem tersendiri dalam pembelajaran bahasa Arab. Hal itu penulis temui saat penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) disalah satu sekolah menengah di kota Malang. Beberapa dari mereka memang memiliki minat yang rendah untuk belajar bahasa Arab. Bahkan ada yang mengatakan “ustaz, ini (bahasa Arab) adalah kelemahan saya”. Mendengar hal itu penulis merasa kasihan kepada mereka. Penulis kasihan kepada mereka karena keinginan mereka untuk belajar bahasanya orang Islam sangat rendah. Penulis juga merasa kasihan karena mereka harus dituntut untuk menguasai setiap materi pelajaran bahasa Arab.
Sebagian dari mereka mengatakan bahwa untuk sekolah saja sudah tuwuk. Seakan tuntutan sekolah bukan murni keinginan mereka. Jika sudah seperti ini apakah mereka tetap dituntut untuk menguasai pelajaran yang disampaikan? Terlebih dalam bahasa Arab sendiri memiliki kaidah yang sedemikian rupa. Terlepas dari itu semua mereka harus menguasai semua pelajaran yang telah disampaikan.
Untuk itu pembelajaran bahasa Arab harus dikemas seringan mungkin. Proses pembelajaran harus tetap berjalan, indikatorpun tetap harus dicapai. Karena para siswa merasa tuwuk, mereka harus dibuat nyaman saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Jika pembelajaran ringan, mereka akan tetap mengikuti KBM sekalipun mereka merasa tuwuk. Strategi, metode dan inovasi serta permainan harus disesuaikan dengan kondisi mereka. Minimal indikator dalam Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) bisa tercapai, sedangkan pemahaman kaidah bahasa Arab yang lebih mendalam, harus mereka cari di luar.
Tulisan ini telah dimuat di:
https://www.kompasiana.com/mohammad52929/5d799166097f363 7223a8cd3/ustadz-saya-tuwuk-belajar-bahasa-arab
Recent Posts
- Mabruk, Prodi PBA FITK UIN Malang Raih Peringkat Akreditasi Unggul
- Persiapkan UP, Peserta PPG Kabupaten Cianjur Ikuti Bimtek dan Tryout di Kota Batu
- Gelar Bimtek dan Tryout untuk peningkatan kelulusan UPPPG
- Tembus Jurnal Sinta 4 dan Terdaftar HAKI: Hasil Penelitian Kolaborasi Mahasiswa dengan Pendampingan Dosen FITK
- Prof. Mudjia Rahardjo Berbagi Ilmu Metodologi Penelitian Kualitatif dengan Dosen FITK