Seiring dinamika zaman, banyak pesantren yang sistem pendidikan asalnya salaf berubah total menjadi pesantren modern. Ciri khas pesantren modern adalah prioritas pendidikan pada sistem sekolah formal dan penekanan bahasa arab modern (lebih spesifik pada speaking/muhawarah).

Variasi Pesantren

Oleh Ummy Muzayyanah*

 

   Seiring dinamika zaman, banyak pesantren yang sistem pendidikan asalnya salaf berubah total menjadi pesantren modern. Ciri khas pesantren modern adalah prioritas pendidikan pada sistem sekolah formal dan penekanan bahasa arab modern (lebih spesifik pada speaking/muhawarah).

   Pondok pesantren modern memiliki konotasi yang bermacam-macam. Tidak ada definisi dan criteria pasti tentang ponpes seperti apa yang memenuhi atau disebut dengan pesantren ‘modern’. Namun demikian, beberapa unsur yang menjadi cirri khas pondok pesantren modern yaitu : 1. Penekanan bahasa Arab pada percakapan. 2. Tidak lagi memakai sistem pengajian tradisional seperti sorogan,wetonan dan bandongan. 3. Memiliki sekolah formal dibawah kurikulum Diknas/Kemenag.

   Ada pesantren yang sejak didirikan sudah menjadi pesantren modern, tetapi ada pula pesantren yang dulunya salaf murni yang beradaptasi dengan perkembangan zaman, kemudian mengombinasikannya dengan sistem modern dalam arti ada pendidikan  formal dan sistem pembelajaran bahasa arab atau inggris aktif disamping pendidikan kitab kuning.

   Pondok Pesantren Salafiyah adalah sebutan bagi pondok pesantren yang mengkaji kitab-kitab kuning. Identik dengan pesantren tradisional yang berbeda dalam hal metode pengajaran dan infrastrukturnya. Hubungan antara kyai dengan santri cukup dekat secara emosional.

   Metode belajar mengajar dipesantren salaf terbagi menjadi dua yaitu metode sorogan wetonan dan metode klasikal. Metode sorogan adalah sistem belajar mengajar dimana santri membaca kitab yang dikaji. Sedangkan sistem weton adalah kyai membaca kitab yang dikaji sedangkan santri menyimak, mendengarkan dan member makna pada kitab tersebut.

   Metode sorogan dan wetonan merupakan metode klasik dan paling tradisional yang ada sejak pertama kali lembaga pesantren didirikan dan masih tetap eksis dipakai sampai saat ini.

*) Mahasiswa PBA Semester VII Kelas Jurnalistik.