Era digital tidak saja mengubah cara pandang manusia dalam mengelola pembelajaran pada dunia pendidikan namun juga membentuk filosofi hidup yang lebih adaptif dan transformatif. Naflah Rifqi, mahasiswa Prodi PAI (Pendidikan Agama Islam) FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang melihat hal tersebut sebagai momentum penting dalam transformasi hidupnya menuju ke arah yang lebih progresif.
Peraih Silver Medal Essay Presentation Letin 3 di Universitas Dhyana Pura pada awal Mei lalu itu menegaskan, “Jika saya membuktikan teorinya, maka siapapun kita, pun bisa. Just try to struggling around, and I bet you’ll see the miracle. Then, tell ur delightful story to your dearest person. One I would to say that, If your life feel like a rollercoaster, I think It means you alive,” ungkap Naflah.
Naflah, sosok mahasiswa asli dari bumi Arema Malang ini, mengatakan menjadi mahasiswa di satu sisi dan meluangkan waktu untuk mengikuti berbagai lomba karya tulis ilmiah di sisi lain, ternyata membuat mental dan mindset-nya menjadi figur penyuka tantangan. Ia tumbuh dan berkembang menjadi sosok dewasa yang cermat dan analitis dalam menghadapi masalah dan tantangan kehidupan. “Jika jalanmu terjal, tapi kita menyukainya, maka kita berada di jalan yang tepat. Kehidupan pada era digital memang selalu tak mudah, namun saya aktif mempelajarinya. Tidak ada badai yang tak kunjung usai. Seperti halnya kehidupan yang kadang melelahkan, di suatu waktu ia pasti akan berhenti dan beranjak menampakkan pelangi,” terangnya dengan penuh semangat.
Ia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dari tim Pengelolaan Kemahasiswaan dan Kerjasama FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang selalu aktif untuk mendampingi dan memotivasi para mahasiswa untuk berprestasi dalam berbagai even lomba nasional maupun internasional.
Penulis: Angga Teguh Prastyo, M.Pd