Masrahiyah adalah salah satu mata kuliah (matkul) jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) yang terdapat di semester tujuh. Secara harfiah, masrahiyah bermakna permainan drama. Dalam pelaksanaannya, masrohiyah berisi tentang pementasan drama yang

Bismi Sengkuni: Bainal Himmah Wal Mushohabah

Oleh Alfiyah Rizzy Afdiquni (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)

 

Masrahiyah adalah salah satu mata kuliah (matkul) jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) yang terdapat di semester tujuh. Secara harfiah, masrahiyah bermakna permainan drama. Dalam pelaksanaannya, masrohiyah berisi tentang pementasan drama yang percakapannya menggunakan bahasa Arab di mana dibalut dengan kesenian-kesenian lainnya, seperti seni tari, paduan suara, kemudian penampilan MC (Master of Ceremony) yang juga berbahasa Arab. Bisa dikatakan, masrahiyah sebagai puncak dan ajang implementasi matkul-matkul yang telah dipelajari sebelumnya. Sebagai contoh, matkul maharoh kalam pada dialog drama, matkul nahwu, shorf, balaghoh, jurnalistik pada penulisan naskah dan lain sebagainya.

Tak hanya ajang implementasi, masrahiyah juga berfungsi sebagai wadah meningkatkan bakat dan minat dan pengembangan diri mahasiswa PBA. Hal ini menandakan, bahwasanya PBA tidak sekadar menciptakan kader yang terjun mendidik bahasa Arab, namun kader yang memiliki kreativitas dan inovatif yang sangat tinggi.

Masrahiyah merupakan matkul yang spesial. Mengapa spesial? Karena matkul ini diampu dua dosen sekaligus, yakni Ustaz Hasyim Amrullah M.A dan Bapak Susilo Priyo. Ustaz Hasyim membimbing pelaksanaan acara dan penerjemahan segala teks ke bahasa Arab dan Bapak Susilo Priyo membimbing pelaksanaan pementasan drama. Perlu diketahui, Bapak Susilo Priyo merupakan produksi film yang telah malang melintang di jagad perfilman

Di tahun 2019 ini, angkatan yang mengikuti perkuliahan masrahiyah adalah angkatan 2016. Angkatan 2016 yang menamakan diri mereka dengan „At-Taftazant‟, mengambil tema masrahiyah dengan tajuk: “Bismi Sengkuni: Bainal Himmah Wal Mushohabah”. Sengkuni merupakan tokoh utama yang terinspirasi dari cerita Mahabrata. Di kerajaan Jawa kuno, Sengkuni biasanya ditampilkan dalam perwayangan sebagai tokoh antagonis yang cerdik namun licik. Masrahiyah ini telah digelar pada 30 November 2019 di Lapangan Utama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan terbuka untuk umum.

At-Taftazant mengambil tema Sengkuni, tak lain agar masyarakat luas dapat menyadari bahwasanya bahasa Arab ialah bahasa yang fleksibel sehingga bisa dipadukan dengan kebudayaan Jawa. Bahasa Arab bukanlah bahasa yang monoton akan tetapi dinamis sebagaimana bahasa-bahasa lain pada umumnya. Tahiyyah Arobiyah!