Tema di atas cocok disematkan pada sembilan belas mahasiswa FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang sedang melaksanakan program Asistensi Mengajar Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Pesantren Al Bahjah Cirebon. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 17 Maret sampai dengan 10 Juni 2023 di SMP dan SMA Al Bahjah Cirebon, hampir tiga bulan. “Kalian termasuk mahasiswa beruntung karena terpilih melasanakan program Asistensi Mengajar di Pesantren Al Bahjah. Bisa mengamalkan ilmu, mencari ilmu, dan menjadi santri Buya Yahya” ujar Syaiful Mustofa, Dosen Pembimbing Lapangan dalam sambutan penutupan kegiatan kemaren (10/06/2023).

Tujuan kegiatan Asistensi Mengajar ini adalah mengamalkan ilmu yang didapat di perguruan tinggi untuk di implementasikan di sekolah agar bermanfaat. Disamping itu, mahasiswa diberi kesempatan untuk meningkatkan wawasannya dengan cara belajar melalui pengalaman di lapangan sebagai bekal setelah lulus nanti. Untuk program Asistensi Mengajar di Al Bahjah Cirebon terasa berbeda dengan tempat lain. Mahasiswa wajib menetap di pesantren, mengajar di kelas, menemani santri belajar, dan mendapatkan makan tiga kali gratis. Hari Sabtu dan Ahad wajib ikut kajian fiqih yang diampu Buya Yahya. Kajian ini diikuti santri dan masyarakat sekitar pesantren yang mencapai ribuan orang. “Selama kalian di Pesantren Al Bahjah, manfaatkan untuk mengabdi mengamalkan ilmu yang di dapat di kampus, sekaligus menjadi santri, berguru kepada Buya Yahya” jelas Ustadz Ghazali, koordinator devisi pendidikan.

Hari Sabtu tanggal 10 Juni 2023 pukul 09.00 – 12. 00 WIB penutupan program Asistensi Mengajar. Kegiatan ini dihadiri oleh Buya Yahya pengasuh Pesantren Al Bahjah, Kepala Sekolah SMP dan SMA Al Bahjah, Koordinator Devisi Pendidikan, guru pamong dan belasan guru pendamping. Buya berpesan agar tidak melupakan pesantren dan segera melanjutkan kuliah di strata magister, “setelah selesai program ini silahkan diambil manfaatnya. Hal yang baik untuk diamalkan dalam kehidupan, hal yang tidak baik dibuang. Setelah lulus sarjana segera daftar melanjutkan strata magister agar tidak tertinggal oleh zaman” pesan Buya Yahya.

Pengasuh al Bahjah yang mempunyai delapan belas lembaga formal di seluruh Indonesia ini juga berpesan agar mahasiswa lebih berhati-hati dalam mencari ilmu agar tidak belok dari tujuan awal, karena tantangan semakin besar terutama dalam hal pergaulan. “Jika kalian mencintai seorang wanita sholihah, segera dinikahi untuk menghindari perzinaan. Jika posisi masih kuliah untuk nafkah biaya sendiri-sendiri saja” jelas Buya memberi motivasi bahwa kuliah tidak menghalangi pernikahan. Dalam bincang santai bersama Buya Yahya ada beberapa pertanyaan dari mahasiswa tentang cara memilih pasangan dan penjelasan tentang istilah “kufu” dalam pernikahan. Alhamdulillah acara penuh berkah dalam majlis ilmu terlaksana dengan penuh khidmat dan kekeluargaan. Acara dikemas dengan santai, bersahaja, dan ger-ger an. Tidak terasa hampir tiga jam bersama Buya Yahya, acara ditutup dengan makan siang bersama. Terima kasih Buya Yahya atas ilmu yang sudah diberikan, semoga menjadi imu yang bermanfaat dan kami bisa meniru dalam berda’wah dan mendidik generasi islamy. Allahu A’lam…

*Ditulis oleh Dr. H. Syaiful Mustofa, M.Pd – Dosen Pendidikan Bahasa Arab