“Pahlawan tanpa tanda jasa”. Sebutan ini sering melekat pada suatu profesi. Ada yang tahu? Yups, tepat sekali. GURU. Kenapa ya? Karena memang gurulah yang berjuang untuk mencetak anak bangsa yang cerdas, berkarakter, dan berpendidikan sehingga mampu menjadi Sumber Daya Manusia yang memiliki daya saing tinggi.

Suka Duka Sebagai Guru

Oleh Dina Maslahah (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)

 

“Pahlawan tanpa tanda jasa”. Sebutan ini sering melekat pada suatu profesi. Ada yang tahu? Yups, tepat sekali. GURU. Kenapa ya? Karena memang gurulah yang berjuang untuk mencetak anak bangsa yang cerdas, berkarakter, dan berpendidikan sehingga mampu menjadi Sumber Daya Manusia yang memiliki daya saing tinggi.

Mendidik murid tidaklah semudah yang kita bayangkan. Ada sukanya, ada pula dukanya. Setiap murid memiliki  keunikan, beragam karakter, dan memiliki kelebihan kekurangan masing- masing. Sehingga perlu pendekatan yang berbeda-beda kepada mereka. Itulah yang saya rasakan ketika menjadi guru praktikan di salah satu sekolah swasta tingkat MTs.

Banyak kejutan-kejutan yang terkadang membuat rasa kesabaran saya teruji. Mulai dari dihadapkan dengan siswa yang  suka komplain, protes, sampai bertengkar dengan temannya. Tapi maklum saja dengan sikap mereka yang ingin selalu diperhatikan. Mereka sedang berada di fase peralihan dari anak-anak menuju remaja.

Namun tidak sedikit pula yang dapat membuat saya merasa bahagia. Mulai dari prestasi yang berhasil mereka raih, bakat yang mereka miliki, semangat mereka, hingga keberhasilan mereka dalam mata pelajaran yang saya ajarkan.

Dari sini, saya mulai mengetahui bahwa sebagai seorang guru harus siap mental untuk menghadapi murid-murid kita. Menjadikan segala kesulitan sebagai ujian karena pasti ada hikmah dari setiap kejadian. Yakin dan percaya kalau kita bisa dan mampu menjadi guru yang baik. Sukses selalu untuk kita semua (para guru dan calon guru bangsa