FITK NEWS – Dr. Udin Supriadi, M.Pd yang didapuk sebagai narasumber kuliah tamu untuk Prodi PAI dan PIPS FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menyampaikan banyak hal terkait bagaimana membangun jiwa pendidik yang profesional di Era Society 5.0, hari ini di Aula Rektorat Lantai 5.
Di depan sekitar 450 ratus mahasiswa, Dosen UPI Bandung tersebut mengatakan lahirnya Era Society 5.0 tak lain untuk menciptakan manusia yang super cerdas. Sebab era ini menggabungkan Cyberspace dan pyhisical space (CPS). Contoh dari CPS ini misalnya lahirnya otomatisasi teknologi, internet of think (IOT), big data, machine learning, artificial intelegnce (AI) dan robot. “Sekarang kalau mau menyalakan lampu tak harus dengan saklar sebab perkembangan teknologi memberikan kemudahan menyalakan dan mematikan lampu bisa lewat google”, ujar pria kelahiran Garut ini.
Meskipun begitu, sambung Ketua Asosiasi Prodi Pendidikan Keagamaan Islam ini, harus tetap berhati-hati menggunakan teknologi karena teknologi juga memiliki dampak negatif seperti terjadinya pelanggaran privasi, mengurangi keamanan data, menimbulkan eskapisme, pencurian identitas, penguntitan, meningkatkan ketergantungan, hilangnya pekerjaan bagi yang tidak memiliki keahlian, peretasan, ancaman eksternal kemanusiaan, terkikisnya norma sosial, orientasi materi hingga menimbulkan penderitaan spiritual.
Menurutnya, ke depan orang-orang yang punya keterampilan dan keahlian tertentulah yang akan banyak digunakan masyarakat. Untuk itu, mahasiswa harus mau belajar dengan giat dan tekun sejak sekarang, perbanyak wawasan dan perbanyak ilmu agama.
Lantas apa saja ciri-ciri guru profesional? Beberapa ciri guru profesional di antaranya guru yang memiliki motivasi kuat, memiliki keterampilan khusus, berorientasi pada layanan sosial dan keahliannya diakui masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dengan usaha lahiriah maupun bathiniyah. Usaha lahiriyah dilakukan dengan menguasai ilmu dan teknologi, perencanaan pembelajaran yang baik, mengetahui perkembangan siswa serta kerampilan mengajar yang matang. Sementara usaha bathiniyah dilakukan lewat doa maupun dzikir. “Ingat! tugas guru tak hanya mengajar tetapi juga mendidik dan melatih siswa. Lakukan dengan hati yang tulus, serta doakan setiap muridmu agar diberikan kemudahan dalam menuntut ilmu”, ucapnya.