Tidak semua orang seberuntung mereka yang mendapatkan gelar mahasiswa. Banyak mereka di luar sana yang ingin berkuliah tapi terhambat akan ekonomi keluar. Selain ekonomi ada di antara mereka yang mempunyai tututan untuk bekerja. Ada pula di atara merekayangselepas dari bangku SMA sudah dinikahkan olehoarang

Kuliah Bukan Hanya Perihal Duduk di Dalam Kelas

Oleh Salma Laksmita Benedik (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)

 

Tidak semua orang seberuntung mereka yang mendapatkan gelar mahasiswa. Banyak mereka di luar sana yang ingin berkuliah tapi terhambat akan ekonomi keluar. Selain ekonomi ada di antara mereka yang mempunyai tututan untuk bekerja. Ada pula di atara merekayangselepas dari bangku SMA sudah dinikahkan olehoarang tuanya dengan orang lain. Padahal di era zaman 4.0 itu semua hal dianggap sangatlah penting memiliki ijazah sarjana.

Keberuntungan menjadi mahasiswa itu akan sia-sia jika dilakukan dengan hal yang sia-sia dan tidak berfaedah pula. Contohnya saja banyak mereka mendapatkan gelar mahasiswa akan tetapi tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Membolos kuliah demi kegiatan lain yang mengakibatkan banyak tugas yang tidak dikerjakan dan tidak lulus.

Ada dua macam model mahasiswa diantaranya adalah mahasiswa KUPU-KUPU (kuliah-pulang) dan mahasiswa KURA-KURA (kuliah-rapat). Mahasiswa kupu-kupu merupakan sebutan bagi mahasiswa yang tidak mempunyai kegiatan selain belajar dengan rajin dan membenahi sisi akademik. Sedangkan mahasiswa kura-kura adalah sebutan aktifis kampus yang memiliki banyak kegiatan selain duduk manis di dalam kelas.

Tak jarang banyak yang berkata “Carilah pengalaman sebanyak-banyaknya saat masa kuliah! Mulai dari mencoba untuk kerja part time, mengikuti organisasi, menjadi volunter dalam acara, dan lain-lain.”. Kalimat tersebut dijadikan oleh banyak mahasiswa sebagai alasan dan fondasi untuk mengasah keterampilan di luar kelas dan mencari banyak pengalaman sekaligus mengasah etos kerja.

Hal tersebut tidaklah sepenuhnya dipandang buruk. Karena pencarian ilmu yang hanya terbatas di dalam kelas akan membatasi kreativitas mahasiswa. Banyaknya pengalaman yang didapatkan selama berada di bangku perkuliahan akan sangat bermanfaat ke depannya. Dimana seseorangtelah memasuki dunia kerjatidak akan kaget dalam menjalin kerjasama antar pegawai atau rekan kerja yang lainnya.

Hal tersebut dapat berupa mencari kerja part time. Adapun kebanyakan di kalangan mahasiswa masa kini banyak yang bekerja sebagai penjaga warungkopi ataupun warung makan di sekitar kota perantauan. Selain itu ada pula yang mencari kesibukan menjadi guru privat study yang bersedia untuk datang ke rumah murid. selain kerja part time, mengikuti organisasi intra maupun ekstra kampus juga menjadi salah satu pilihan bagai mahasiswa untuk keluar dari zona nyaman. Akan tetapi hal tersebut akan menjadi buruk jika disalah gunakan dan kurangnya profesionalitas dalam membagi waktu. Hal ini sudah banyak terjadi di kalangan mahasiswa pada umumnya. Terjadinya ketidak seimbangan antara kegiatan berada di dalam maupun di luar kelas. Oleh karena itu menimbulkan salah satunya merasa dirugikan yang menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Dari beberapa hal tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa kuliah bukan melulu tentang duduk di dalam kelas, akan tetapi pergi ke luar dari zona nyaman untuk mencari kesibukan di luar juga sangat mendukung dalam mengasah skill dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu profesionalitas dalam membagi waktu sangat perlu dikuasi agar tidak terjadi adanya suatu ketidak seimbangan dalam melakukan semuanya.