Secercah Harapan di Tanah Orang
Merantau bukanlah suatu hal yang sangat tabu lagi, setiap orang memiliki cita-cita dan harapan untuk masa depannya. Dengan itu merantau menjadi transportasi untuk melewati proses lika-liku kehidupan yang entah berujung seperti apa. Namun kita sebagai hamba Allah hanya bisa berusaha dan berdoa. Itulah motivasi kebanyakan
Secercah Harapan di Tanah Orang
Oleh Shafrul Fajri (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)
Merantau bukanlah suatu hal yang sangat tabu lagi, setiap orang memiliki cita-cita dan harapan untuk masa depannya. Dengan itu merantau menjadi transportasi untuk melewati proses lika-liku kehidupan yang entah berujung seperti apa. Namun kita sebagai hamba Allah hanya bisa berusaha dan berdoa. Itulah motivasi kebanyakan orang demi mengadu nasib di tempat ia terasingkan. Mereka rela meninggalkan pernak-pernik kemegahan dengan harapan menuai kesuksesan kelaknya.
Zaman dimana ijazah SMP dan SMA tidak dapat menjadi harapan, para muda mudi berbondong-bondong menuju kampus yang diharapkan. Demi sehelai kertas yang menjadi syarat untuk melamar pekerjaan, ijazah. Meski kita tahu hal itu tidak menjadi syarat mutlak, setidaknya sudah melewati satu tahapan yaitu berkas atau dokumen.
Kampus-kampus kian menjamur hingga pelosok negeri sekalipun, pemerintah melakukan upaya untuk pemerataan Pendidikan. Akan tetapi bukanlah kampus yang menentukan kesuksesan melainkan personal yang menjalaninya. Jika tekun maka berhasil, namun jika lalai maka akan terlindas roda persaingan anak zaman.
Merantau sebuah proses membentuk sikap mandiri dan peduli. Karena ia kerap kali menyesuaikan diri dengan sekitar yang begitu asing. Ketika seseorang merantau, maka yang terbayang adalah bagaimana pulang membawa kesuksesan. Tanpa disadari ia memiliki dorongan untuk bangkit dikala jatuh, dan bertahan dikala berhasil. Karena kita tidak pernah tahu, dimana dan kapan kesuksesan itu datang menghampiri.
Pengalaman merantau, dapat menjadi sumber inspirasi banyak orang. Terutama mereka yang sedikit mengenyam bangku Pendidikan. Kita memiliki peran dalam mengajak dan membimbing mereka untuk berkarya sesuai bidangnya. Dan kita juga dapat mengembangkan keahlian yang telah didapatkan dari negeri seberang.
Kesuksesan setiap orang tidaklah sama. Mereka punya barometer sendiri. Jadi setiap yang didapatkan orang lain belum tentu menjadi yang terbaik buat kita. Kita lebih tahu kapasitas dan kenyamanan diri dalam bekerja. Sehingga ketika menjalani roda kehidupan tidak merasa canggung dan sebagainya. Dengan demikian kita tahu konsep kehidupan ialah siapa yang berusaha dan berdoa maka tidaklah sia-sia baginya apa yang diharapkan. Semoga bermanfaat untuk kita semua.
Recent Posts
- Gelar Bimtek dan Tryout untuk peningkatan kelulusan UPPPG
- Tembus Jurnal Sinta 4 dan Terdaftar HAKI: Hasil Penelitian Kolaborasi Mahasiswa dengan Pendampingan Dosen FITK
- Prof. Mudjia Rahardjo Berbagi Ilmu Metodologi Penelitian Kualitatif dengan Dosen FITK
- Tingkatkan Indeks Profesional ASN, Seluruh Tenaga Kependidikan FITK Ikuti Diklat Manajemen Risiko
- Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris UIN Malang Raih Penghargaan Platinum “TIGERS” pada Ajang Internasional di Malaysia