Keseruan Mengajar Bahasa Arab di Pesantren
Mengajar menjadi tugas utama seorang guru. Dalam dunia pesantren, para santri biasa memanggilnya dengan sebutan ustadz/ustadzah. Maka makna mengajar meluas ketika disandingkan oleh seorang ustadz. Mereka bukan hanya memosisikan diri sebagai pengajar akan tetapi orang tua kedua bagi para santrinya. Setiap mereka
Keseruan Mengajar Bahasa Arab di Pesantren
Oleh Catur Nurul Azizah (Mahasiswa PBA Angkatan 2016)
Mengajar menjadi tugas utama seorang guru. Dalam dunia pesantren, para santri biasa memanggilnya dengan sebutan ustadz/ustadzah. Maka makna mengajar meluas ketika disandingkan oleh seorang ustadz. Mereka bukan hanya memosisikan diri sebagai pengajar akan tetapi orang tua kedua bagi para santrinya. Setiap mereka mempunyai masalah, membimbingnya menjadi tugas tambahan baginya. Selain itu, di setiap pertemuan belajar mereka harus diberikan motivasi agar semakin semangat dalam menimba ilmu.
Paparan di atas merupakan salah satu keistimewaan mengajar di pesantren. Lalu bagaimana dengan keseruannya? Mari kita ulas dalam tulisan sederhana ini.
Di negara Indonesia, terdapat berbagai jenis pondok pesantren dengan karakteristiknya masing-masing. Diantaranya fokus pada tahfidz, kitab, bahasa, ataupun campuran antara ketiganya. Bagi semua jenis pondok pesantren bahasa arab adalah bahasa yang wajib diajarkan. Tentunya dengan alasan yang paling kuat yaitu bahasa umat Islam.
Dalam kegiatan pembelajaran mereka sangat antusias dalam memahami pelajaran dan langsung mencatatnya. Walaupun masih ada beberapa yang masih malas dalam mengikutinya. Momen yang paling seru dan heboh adalah ketika mengajaknya untuk menyanyi menggunakan bahasa arab. Mereka sangat senang karena sebagai hiburan di sela kegiatannya yang begitu padat.
Momen lain yang tak kalah seru adalah ketika evaluasi pembelajaran. Mereka saling beradu cepat untuk menjawab pertanyaan dari ustadz. Tujuannya tak lain agar cepat pulang ke kamar agar bisa istirahat atau tidak antre ketika mandi. Selain itu mereka diwajibkan untuk berbicara bahasa arab dalam kesehariannya. Maka dituntut serius belajar bahasa arab untuk meningkatkan keterampilan berbicaranya.
Hal yang mengesankan ketika melihat adab mereka terhadap ustadznya. Sungguh patut diacungi jempol karena begitu dimuliakan sang ustadz di lingkungan para santri.
Kesimpulannya serunya mengajar di pesantren itu menjadi suatu ciri khas yang berbeda dengan lembaga lainnya. Dan banyak hikmah yang dapat kita ambil dari pola kehidupannya.
Tulisan ini telah dimuat di:
https://www.kompasiana.com/caturnurul/5d843dc7097f361c18133163
Recent Posts
- UP UKMPPG Bacth 1 Tahun 2024 di LPTK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Berjalan Lancar dan Optimal, Penyelia: LPTK Lain Bisa Meniru
- FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Bekali Panitia dan Pengawas untuk Tingkatkan Integritas dan Kualitas Pelaksanaan UP UKMPPG
- 9 Mahasiswa FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Siap Ikuti Program Student Exchange ke Prancis!
- Dekan FITK UIN Malang Beri Arahan Persiapan PKDP, Dorong Dosen Tingkatkan Profesionalitas dan Be The First
- FITK UIN Malang Gelar Expo Prestasi, Tunjukkan Reputasi dan Keunggulan Mahasiswa di Level Nasional dan Internasional