Era New Media sudah di depan mata yang menegaskan kompetensi literasi pendidikan menjadi krusial dan harus dikuasai dalam kehidupan peserta didik. Apa yang bisa diperbuat oleh kurikulum merdeka dalam menghadapi tantangan era new media tersebut dengan penekanan pada berbagai kompetensi yang mendalam?

Tema sentral yang menjadi perbincangan aktual dalam masyarakat global tersebut merupakan salah satu kajian utama dalam Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dalam Pengembangan Literasi Pendidikan dengan narasumber utama, Prof. Dr. H. Nur Ali M.Pd., Guru Besar bidang Manajemen Pendidikan Islam sekaligus Dekan FITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Dalam kegiatan ini hadir pula Dr. Asy’ari, M.Pd, Fasilitator Kurikulum Merdeka Provinsi jawa Timur. Kegiatan yang dilaksanakan pada kamis 15 Juni 2023 mengupas dua agenda penting: (1) Perubahan Paradigma Pendidikan dan Kurikulum MAdrasah dan (2) Pembelajaran Assesment dalam Kurikulum Merdeka di Madrasah/Sekolah. Kegiatan dihadiri segenap guru, praktisi pendidikan dan mahasiswa yang dilangsungkan secara dialog interaktif dengan narasumber yang hadir.

Prof. Nur Ali menekankan, dalam mempersiapkan diri menghadapi new media dan menyongsong implementasi kurikulum Merdeka di sekolah dan madrasah, maka perlu dikawal dengan kekuatan ilmu. “Artinya di era E-Learning saat ini jangan sembarangan membuat bahan ajar. Implementasi kurikulum Merdeka bukan barang baru namun yang harus dipertahankan adalah mindset cara berpikir. Hal itu ditegaskan dalam prinsip Prinsipnya ialah al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah, yakni ‘Memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik,” jelas Prof. Nur Ali. Menurut Prof. Nur Ali, para guru yang selalu membuka diri dengan keilmuan serta bekumpul dengan orang hebat, cepat atau lambat akan menemukan aura kehebatan.

Sedangkan narasumber kedua yang dihadirkan, Dr. Asy’ari, M.Pd lebih menekankan kepada penjabaran teknis implementasi kurikulum merdeka belajar di madrasah/sekolah. Beliau mengatakan, pada prinsipnya perubahan selalu datang. Oleh karena itu, hadirnya kurikulum merdeka jangan hanya sekedar membatalkan kewajiban untuk mengajar “sesuatu yang baru” di sekolah. Dengan hadirnya kurikulum merdeka maka menjadi momentum agar budaya di madrasah dikembangkan seluas-luasnya sehingga madrasah /sekolah memiliki kekuatan khas dan unik untuk mencerdaskan siswa. “Jangan sampai sekolah atau madrasah mengalami salah urus atau merdeka dalam konteks kurikulum hingga menjadi kebebasan. Yang paling inti dari kurikulum merdeka adalah anak selalu ingin difasilitasi belajarnya sehingga mampu berkembang sesuai dengan tumbuh kembangnya tanpa menghapus mata pelajaran yang sudah ada, pungkas Dr. Asy.ari.

Penulis Angga Teguh Prastyo, M.Pd. Dosen Prodi MPI UIN Maulana Malik Ibrahim Malang